CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Musim tanam tebu 2019/2020 di Kabupaten Cirebon mundur akibat kemarau panjang tahun ini. Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat, Haris Sukmawan mengungkapkan, sejak sekitar Agustus lalu sejumlah petani tebu telah membajak lahan tebu sebagai persiapan tanam.
"Tapi, kemaraunya panjang, lahan yang sudah dibajak tak bisa ditanami tebu," katanya, Selasa (10/12/2019)
AYO BACA : Dua Hari Hilang, Nelayan Cirebon Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Tak sedikit di antara lahan itu yang justru kemudian ditumbuhi gulma. Selain itu, petani terpaksa menelan pil pahit lain dengan bibit tanaman tebu yang menua dan kering akibat tak kunjung ditanam.
Di Kabupaten Cirebon, sebutnya, luas lahan tebu pada musim tanam 2019/2020 diperkirakan akan mencapai 5.500-6.000 hektar. "Dari luasan itu, lahan yang sudah mulai tanam saat ini masih sedikit, baru berkisar 5 persen sampai 10 persen," tuturnya.
AYO BACA : Jalan Perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon Retak, Pengendara Resah
Musim kemarau kali ini, sambungnya, telah pula menyebabkan tanaman tebu tris II mengalami keterlambatan pemupukan. Cuaca panas membuat pemupukan menjadi tak efektif.
Tak hanya itu, sejumlah lahan tebu di beberapa lokasi pun hangus terbakar akibat suhu panas. Petani pun terpaksa merugi.
AYO BACA : Bulog Jamin Stok Beras di Cirebon Cukup Sampai 2021
Namun, hujan yang turun beberapa hari ini kembali membuat petani membajak lahan masing-masing dan bersiap untuk tanam. Dia menambahkan, keterlambatan musim tanam berdampak pada kemunduran musim giling pada 2020.
"Musim giling 2019 terjadi pada awal Juni. Tapi, karena musim tanam saat ini mundur, musim giling 2020 diperkirakan baru akan terlaksana akhir Juni atau awal Juli 2020," kata dia.