REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Beberapa waktu lalu Pemerintah Kota Bandung meminta agar pemerintah bisa menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara yang sekarang disebut mati suri. Hilangnya penerbangan luar pulau Jawa yang dipindah ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB/Kertajati) disebut jadi penyebabnya.
Menurut Asisten Daerah (Asda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jawa Barat Eddy Nasution, Pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dan pemerintah pusat memastikan Bandara Husein Sastranegara tak akan mati. Karena, pemindahan sejumlah penerbangan justru bisa membuat rute-rute penerbangan lain bisa masuk ke Bandara Husein.
Eddy mengatakan, semua harusnya melihat kondisi Husein ini lima tahun atau berapa tahun ke depan. "Apakah Husein ini masih cukup menampung penambahan rute dan penumpang. Kenyamanan ini kan kurang. Untuk parkir (kendaraan) saja sekarang sudah susah," ujar Eddy kepada wartawan, Selasa (10/12).
Eddy menjelaskan, pemindahan beberapa rute penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati sebenarnya hanya masalah pembagian rute mana yang ditempatkan di bandara mana. Selama ini, Bandara Husein pun masih mendapat banyak penumpang dan wisatawan khususnya yang datang dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.
Kemudian, kata dia, beberapa rute di Pulau Jawa pun masih aktif di sana. Ia berharap, rute penerbangan di dalam Jawa bisa bertambah, seperti yang sudah dilakukan perusahaan penerbangan yang menjalankan Bandung-Banyuwangi.
"Kan rute internasional juga nanti bisa tambah. Sebelumnya kalau mau tambah pesawat masuk saja ke Bandara Husein sangat susah karena memang tempatnya terbatas," kata Eddy.
Keberadaan Bandara Kertajati juga, kata dia, bisa dimanfaatkan masyarakat atau wisatawan yang ingin pulang selain ke Kota Bandung maupun berwisatan di daerah Jawa Barat lainnya. Sebab akses dari Kertajati misalnya ke Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan beberapa kota lain lebih dekat ketimbang mereka harus datang dulu ke Bandung. Artinya, ini tinggal masalah pembagian rute saja dan penyebaran minat wisatawan ketika bertandang ke Jawa Barat. "Jadi sekali lagi kita bukannya ingin mematikan Bandara Husein," katanya.
Keberadaan Bandara Kertajati, kata Eddy, justru baik bagi pertumbuhan perekonomian. Hal ini, menandakan penggunakan pesawat terbang yang datang dan pergi dari suatu provinsi lebih banyak.
Pemerintah daerah, kata dia, nantinya tinggal berkoordinasi bagimana memaksimalkan setiap bandara yang ada. Misalnya, Bandara Husein khusus penerbangan domestik Pulau Jawa dan beberapa penerbangan internasional. Kemudian Bandara Kertajati bisa dipakai untuk penerbangan umrah dan haji.
Selain itu, kata dia, bisa saja ada bandara-bandara penunjang seperti yang di Tasikmalaya, Pangadaran, Cirebon, dan daerah lainnya.
"Semakin banyak bandara di Jabar itu bertanda bagus," katanya.