Selasa 10 Dec 2019 03:12 WIB

Pemudik Nataru Diminta Waspadai Jalur Rawan Bencana Jateng

Sejumlah jalur mudik di Jateng rawan bencana alam.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Sejumlah kendaraan roda empat memasuki Gerbang Tol Bawen yang dikelola PT Trans Marga Jateng (persero) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/5/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah kendaraan roda empat memasuki Gerbang Tol Bawen yang dikelola PT Trans Marga Jateng (persero) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau, masyarakat yang akan mudik maupun merayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/ 2020 penting mewaspadai jalur-jalur rawan bencana alam, di wilayah Jawa Tengah.

Imbauan tersebut disampaikan dengan pertimbangan pelaksanaan Natal dan malam pergantian tahun nanti berbarengan dengan awal musim penghujan. Di lain pihak, sejumlah jalur mudik yang ada di Jawa Tengah merupakan jalur rawan bencana alam,

Baca Juga

“Khususnya bencana alam angin putting beliung, banjir dan bencana tanah longsor,” ungkap Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pandu Yunianto, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (9/12).

Ia mengungkapkan, kementerian Perhubungan telah memetakan sejumlah jalur rawan bencana alam, baik yang ada di kawasan pantai utara (pantura) maupun pantai selatan (pansela) Provinsi Jawa Tengah. Hal itu misalnya untuk jalur pantura yang berada di wilayah Brebes- Tegal- Pekalongan. Sementara, jalur rawan bencana alam di wilayah pantai selatan berada di Cilacap (dari Ciamis) sampai di wilayah Purworejo.

Guna mendukung kelancaran mobilisasi masyarakat pada Nataru 2019/ 2020 nanti bakal disiagakan alat berat di jalur tersebut. Upaya tersebut untuk mengantisipasi bencana tanah longsor dan banjir.

Apalagi memasuki awal bulan Desember, kondisi curah hujan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah juga semakin meningkat, seiring dengan datangnya musim penghujan hujan tahun ini.

“Kita berharap alat berat tersebut tidak digunakan dan mobilisasi masyarakat bisa perjalanan dengan aman, nyaman, lancar tanpa terganggu oleh bencana alam,” katanya di sela Rakor Persiapan Natal dan Tahun Baru Wilayah Jawa Tengah –DIY.

Ia juga menyampaikan, untuk mendukung kelancaran pemudik akhir tahun ini juga dilaksanakan pembatasan operasional truk bersumbu tiga atau lebih, truk yang membawa kereta gandengan serta truk yang mengangkut material atau barang galian. Sesuai dengan hasil koordinasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan, pembatasan tersebut dijadwalkan aakan berlaku pada puncak pergerakan arus kendaraan, yakni pada tanggal 20- 21 Desember 2019 dan 31 Desember-1 Januari 2020.

Adapun pembatasan operasional truk tersebut akan diberlakukan (utamanya) di ruas Jalan Tol Semarang- Solo dan tiga jalan nasional non-tol, yang meliputi Jalur Tegal- Purwokerto, jalur Klaten- Solo dan jalur Jogja- Magelang- Bawen. Pada puncak pergerakan kendaraan pemudik, tidak ada truk angkutan di tiga jalur ini. Kecuali truk pengangkut BBM dan sembako. “Selain merupakan jalur tujuan pemudik, ke-tiga jalur ini juga merupakan jalur tujuan pariwisata pada liburan akhir tahun nanti,” tegasnya.

Di lain pihak, Pandu juga menyampaikan, karena intensitas dan pengguna jalan diprediksi akan mengalami lonjakan, maka kepada pengelola jalan tol juga diimbau untuk menambah fasilitas pelayanan yang ada di rest area.

Karena masih ditemukan beberapa rest area yang kondisinya masih kurang layak, terutama terkait dengan fasilitas- fasilitas pendukung yang disediakan, seperti toilet dan fasilitas sanitasi lainnya.

"Saya kemarin menemukan rest area di tol yang airnya macet, sehingga kondisi toiletnya sangat jorok. Ini harus diperhatikan, bahkan jika perlu dibangun tenda untuk posko agar pelayanan semakin bertambah baik,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement