Senin 09 Dec 2019 17:05 WIB

13 dari 48 Santri di Bogor Positif Mengidap Hepatitis A

Santri yang terjangkit hepatitis A terjadi pada bulan lalu.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andi Nur Aminah
Hepatitis A (ilustrasi)
Foto: salingsilang.com
Hepatitis A (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina menjelaskan, penyakit hepatitis A sempat menyerang pelajar di Kabupaten Bogor. Mike mengatakan, 13 dari 48 santri di Pondok Pesantren Nurul Ilmi, Desa Bojong Baru, Bojonggede positif terjangkit hepatitis A.

Mike menjelaskan, total santri di pondok tersebut berjumlah 2.016 santri. Dari jumlah tersebut, kata Mike, terdapat 45 di antaranya yang disinyalir terpapar hepatitis A. "Yang dilaporkan itu ada 48 santri ya. Lalu kita melalukan uji laboratorium, tetapi tidak semua ternyata. Yang positif itu hanya 13 orang dengan hasil hepatitis A," kata Mike dikonfirmasi, Senin (9/12).

Baca Juga

Mike menceritakan, santri yang terjangkit hepatitis A terjadi pada bulan lalu. Dia menyatakan, pihaknya telah melakukan penanganan. Sehingga, penyakit tersebut dapat diatasi dengan cepat. "Kejadian sudah dulu ya. Itu tanggal 7 November 2019, kalo perkiraan sekitar pukul 10.00 WIB ada laporan masuk," cerita Mike.

Dia menyatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap pondok tersebut. Dia menyebut, Dinkes Kabupaten Bogor telah melakukan langkah preventif agar kejadian tersebut tak terulang kembali. "Yang dilakukan adalah sudah dilakukan penyuluhan. Yang memang positif sudah bisa pulang," katanya.

Mike menyatakan, telah menginstruksikan semua rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Bogor untuk segera menangani pasien yang disinyalir terjangkit hepatitis A. Mike menyebut, khusus untuk puskesmas Bojonggede, pihaknya telah meminta untuk memberi layak anak eksklusif terhadap Pondok Pesantren Nurul Ilmi.

"Kami juga sudah membuka layanan khusus di Puskesmas Bojonggede, jika nanti dari pondok pesantren itu bertambah orangnya," jelasnya.

Meskipun tidak mematikan, Mike menjelaskan, penyakit hepatitis A yang baru saja menyerang santri Pondok Pesantren Nurul Ilmi yang berusia 10 hingga 14 tahun itu menular dengan cepat. Penularan, kata Mike, acap kali melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Akibatnya, lanjut Mike, orang yang terpapar hepatitis A cenderung lemas dan tak memiliki semangat untuk beraktivitas.

"Dia lemas, muntah pusing, buang air kecil itu berwarna kuning. Itu yang bikin khawatir, anak-anak jadi tidak bergairah," jelasnya.

Dokter Umum Puskesmas Bojonggede, Diah Aryani, mengatakan pihaknya telah meminta pengurus Pondok Pesantren Nurul Ilmi untuk menerapkan perilaku hidup bersih. Pada saat penyuluhan, Diah menyatakan, telah meminta pondok tersebut untuk memisahkan tempat makan. "Kalo di pesantren senengnya rame-rame //gitu kan? Nah, kita coba penyuluhan sebaiknya alat makannya terpisah. Cuci tangan no satu itu harus," kata Diah.

Dia menjelaskan, 13 santri yang terpapar hepatitis A di pesantren tersebut merupakan laki-laki. Dia menyatakan, tempat tinggal juga menjadi alasan cepatnya penularan hepatitis A.

Karena itu, dia mengatakan, pihaknya senantiasa mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Pola hidup bersih, kata dia, menjadi kunci agar menghindari penyebaran hepatitis A. "Alhamdulillah tidak semakin melebar. Semua teratasi," jelasnya.

Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan telah menginstruksikan semua perangkat daerah dari unsur kesehatan untuk segera menangani gejala hepatitis A. Dia meminta, hepatitis A jangan sampai menyebar ke wilayah lain di Kabupaten Bogor.

"Kita perangkat daerah kan ada ahlinya di bidang kesehatan, ada dinas kesehatan dan 4 BUMD (Badan Usaha Miliki Daerah) dan ratusan puskesmas yang sudah di instruksikan untuk mengantisipasi gejala ini," kata Iwan.

Dari hasil laporan di Pondok Pesantren Nurul Ilmi, Iwan menyatakan, akan menjadi evaluasi bersama. Sehingga, penyakit dan gejala hepatitis A di Kabupaten Bogor dapat dibendung dan diatasi. "Jangan sampai ada lagi di daerah lain. Ini juga sebagai aksi preventif ya, jangan sampai ada di daerah kita ini," kata Iwan.

Iwan menyatakan, Dinkes Kabupaten Bogor telah melakukan aksi penyuluhan dan pencegahan. Dia meminta, masyarakat juga mematuhi saran dari Dinkes untuk menjaga pola hidup sehat. "Mangkanya, Dinkes mengoptimalkan puskesmas untuk mengantisipasi gejala dan penyakit itu," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement