REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur mencatat tingkat hunian hotel sepanjang 2019 di wilayah tersebut turun hingga 25 persen. Ketua PHRI Cianjur Nano Indra Praja mengatakan turunnya tingkat hunian dikarenakan berbagai faktor. Salah satunya macet total yang kerap terjadi di sepanjang jalur Puncak hingga Cipanas atau sebaliknya menuju Bogor.
"Padatnya jalur Puncak setiap akhir pekan dan libur panjang membuat wisatawan memilih tempat lain untuk menghabiskan liburan. Ini menjadi faktor utama menurunnya tingkat hunian hotel di kawasan Puncak-Cianjur," katanya saat dihubungi pada Sabtu (8/12).
Sejak beberapa tahun terakhir anggota PHRI Cianjur berupaya menarik minat wisatawan untuk datang dan bermalam di kawasan tersebut. PHRI meningkatkan promosi, perbaikan sarana dan fasilitas hotel, serta mengadakan kegiatan berskala nasional.
Akan tetapi masalah kemacetan tetap menjadi faktor utama kurangnya minat wisatawan untuk berlibur dan bermalam di sejumlah hotel. Ini karena waktu tempuh untuk sampai tujuan menjadi lama dan ketika pulang kerap terjebak antrean panjang hingga berjam-jam.
"Harapan kami Jalur Puncak II segera dibangun dan menjadi solusi merosotnya angka kunjungan dan hunian di kawasan Puncak-Cianjur. Pemerintah daerah dan Badan Promosi Daerah Cianjur (BPD) Cianjur dan pemerintah pusat dapat membantu meningkatkan promosi destinasi wisata di Cianjur," katanya.
Menjelang Natal dan Tahun Baru, tingkat pemesanan kamar hotel baru mencapai 20 persen. Berdasarkan data yang didapat dari sejumlah hotel anggota PHRI, angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun sebelumnya satu bulan menjelang Natal dan Tahun Baru tingkat pemesanan sudah mencapai 40 persen. Dua pekan sebelumnya kamar hotel sudah terisi penuh. Saat ini rata-rata baru mendapat pesanan 20 persenan," jelas Nano.
Dia berharap menjelang pergantian tahun tingkat hunian meningkat tajam seperti satu tahun sebelumnya. Ia berharap wisatawan atau pendatang baru memesan kamar saat sampai di kawasan Puncak-Cipanas secara dadakan.