Sabtu 07 Dec 2019 20:45 WIB

22.985 Ekor Babi Mati di Sumut Akibat Virus Kolera Babi

Pemerintah berupaya mengatasi virus babi di Sumut.

Warga membawa bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Warga membawa bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN— Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatra Utara (Sumut) mencatat hingga Sabtu sebanyak 22.985 ekor babi mati di Sumut akibat virus hog cholera atau kolera babi.

"Sampai saat ini, kematian babi positif karena hog cholera. ASF masih menunggu dari Menteri Pertanian," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPP Sumut Mulkan Harahap, di Medan, Sabtu (7/12).

Baca Juga

Angka 22.985 babi yang mati tersebut menyebar di 16 kabupaten, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar, dan Langkat.

Menurut dia, dari 16 Kabupaten yang terdapat kematian babi, Deli Serdang merupakan yang tertinggi dengan angka 6.997 ekor, sedangkan yang tercatat kematian paling sedikit di Pematang Siantar sebanyak 12 ekor. "Padahal sebenarnya kematian babi akibat hog cholera pertama kali diketahui terjadi di Dairi pada 25 September," ujarnya.

Mengantisipasi meningkatnya jumlah angka kematian babi, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyemprotkan disinfektan, membuka posko, penguburan bangkai babi, dan mencegah masyarakat membuang bangkai babi secara sembarangan."Kami masih terus melakukan sosialisasi, penguburan tetap terhadap bangkai babi," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement