REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mencatat 180 rumah warga di Kecamatan Bayah dan Kecamatan Cibeber terendam banjir bandang dan longsoran. Bencana banjir dan longsor akibat hujan deras sepanjang Jumat (6/12) sore hingga malam hari.
"Dari 180 rumah itu sekitar 5.000 lebih kepala keluarga yang terdampakbencana alam," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Sabtu (7/12).
Selama ini, curah hujan cenderung meningkat dan berpotensi terjadi banjir bandang dan longsoran susulan. Masyarakat yang terdampak korban bencana alam berada di sekitar kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Bahkan, sejumlah jembatan yang menghubungkan antarkecamatan terputus,seperti jembatan Cipulus dan Ciusul, Jembatan Cikidang di Cisungsang. Selain itu juga jembatan gantung yang menghubungkan antardesa Curug Bandung dan Pasir Gombong Bayah.
Namun, beruntung bencana banjir dan longsor itu hingga kini tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Menurut dia, BPBD Lebak mencatat 180 rumah terendam banjir untuk Kecamatan Bayah meliputi Desa Ciptajaya, Desa Hegarmanah, Desa Cimancak dan Bayah Barat sebanyak 150 rumah terendam dan Kecamatan Cibeber yakni Desa Citorek Kidul dan Cisungsang 30 rumah. Ketinggian banjir itu bervariasi antara 30 centimeter hingga 1,5 centimeter akibat luapan Sungai Cimadur.
Banjir bandang juga mengakibatkan sejumlah titik di Kecamatan Cibeber tertimbun tanah longsoran. Sehingga, akses jalan menuju perbatasan Provinsi Jawa Barat terputus.
"Kami tengah koordinasi dengan DPUPR Banten agar menerjunkan alat berat sehingga arus lalu lintas kembali normal," ujarnya.