REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur memetakan sebanyak tujuh dari 18 kecamatan di wilayah setempat tergolong rawan terjadi angin kencang atau puting beliung saat musim hujan berlangsung.
"Sehubungan itu, warga di daerah tersebut harus lebih waspada saat hujan berlangsung," ujar Kasi Darurat dan Logistik, BPBD Magetan, Fery Yoga Saputra di Magetan, Sabtu (7/12).
BPBD merinci, ketujuh kecamatan rawan tersebut adalah Kecamatan Panekan, Plaosan, Sukomoro, Magetan, Bendo, Maospati, dan Takeran. Menurut Fery, selama memasuki musim hujan akhir 2019 ini, tercatat sudah ada lima kejadian angin puting beliung di sejumlah wilayah tersebut.
Dampaknya adalah seperti pohon-pohon yang tumbang, hingga kerusakan pada sejumlah rumah warga. Kerusakan terjadi pada bagian atap. BPBD mendata dari lima kejadian angin kencang tersebut, hanya menimbulkan kerugian material. Tidak ada korban luka maupun jiwa.
Fery menambahkan sesuai pemetaan, bulan Desember, Januari, hingga Februari merupakan puncak musim hujan disertai angin kencang. Warga yang utamanya tinggal di daerah rawan angin puting beliung tersebut di atas diminta selalu meningkatkan kewaspadaan saat hujan deras disertai angin kencang berlangsung.
Selain angin kencang, pihak BPBD setempat juga mewaspadai wilayah rawan longsor dan banjir saat musim hujan. Adapun wilayah rawan longsor di Magetan terdapat di Kecamatan Plaosan, Parang, Poncol, dan Panekan. Sedangkan banjir, rawan terjadi di wilayah Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo serta Kecamatan Barat.