Sabtu 07 Dec 2019 22:59 WIB

Festival Kuwung Banyuwangi Diramaikan Seni Budaya Kabupaten Sahabat

Festival ini digelar untuk menampilkan beragam budaya Banyuwangi

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
Festival Kuwung Banyuwangi Diramaikan Seni Budaya Kabupaten Sahabat
Festival Kuwung Banyuwangi Diramaikan Seni Budaya Kabupaten Sahabat

jatimnow.com - Festival Kuwung yang digelar di Banyuwangi diramaikan beragam budaya khas kabupaten sahabat, seperti Kediri, Kota Probolinggo, Jembrana-Bali, dan Provinsi Kalimantan Timur.

Festival ini digelar untuk menampilkan beragam budaya Banyuwangi dalam sebuah parade seni budaya. Sesuai namanya Kuwung, yang artinya pelangi dalam bahasa Osing/Using.

"Festival Kuwung adalah etalase kebudayaan dan seni asli Banyuwangi. Festival ini dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi seni dan budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (7/12/2019).

"Festival ini digelar malam hari. Sebagaimana maknanya pelangi, festival ini menjadikan suasana malam di Banyuwangi bagaikan bertabur warna. Kostum beraneka warna yang dikenakan, berbagai alat musik tradisional Banyuwangi yang digunakan hingga lampu hias warna-warni yang semakin menyemarakkan parade tersebut," imbuhnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda mengatakan tahun ini Festival Kuwung mengangkat tema 'Gumelare Bumi Blambangan' atau hamparan Bumi Blambangan.

Segala potensi seni dan budaya yang ada di Banyuwangi ditampilkan dalam bentuk tarian dan fragmen.

Parade seni ini dibagi dalam dua kelompok besar. Masing-masing tim menggelar sub-sub tema yang menggambarkan potensi wilayahnya. Kelompok pertama membawakan legenda Gontang Gelintang, yakni tentang asal-usul Desa Gintangan.

"Ini terkait kisah dibukanya lahan hutan untuk pemukiman penduduk. Namun dalam perjalanannya, timbul konflik antara manusia dan makhluk astral penunggu hutan tersebut, yang diakhiri dengan persetujuan bahwa jin mau menyingkir asalkan manusia mengganti pohon-pohon yang ditebang dengan menanam pohon Gontang di tepi-tepi sungai, yang kini dikenal dengan Gintangan," papar Bramuda.

Kelompok kedua, akan tampil dengan menampilkan sejarah Berengos Perada Bara di Rajeg Wesi. Lalu kelompok berikutnya mengangkat tradisi 'Mongso Ketigo', yang diikuti kelompok mengangkat kisah Tutur Ki Wongsokaryo menyusul.

"Sebagai penutup, pertunjukan agrowisata 'Semriwing Kembang Kopi' yang diinspirasi dengan melimpahnya kekayaan kopi Banyuwangi," katanya.

Parade ini akan diawali dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi hingga finish di Taman Blambangan Banyuwangi.

"Kabupaten lain juga menampilkan seni budaya khasnya masing-masing. Wisatawan akan dimanjakan dengan puluhan tontonan ragam seni budaya," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement