Sabtu 07 Dec 2019 03:00 WIB

Bandung Miliki 467 Bank Sampah dalam Setahun

Bank sampah telah mengolah ribuan sampah non organik.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Bank sampah (ilustrasi)
Bank sampah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sejak diluncurkan pada 17 Oktober 2018, partisipasi masyarakat dalam program gerakan Kang Pisman (kurangi, pisahkan, manfaatkan sampah) terus meningkat. Tercatat saat ini telah terbentuk 467 bank sampah di Kota Bandung dan memiliki nasabah mencapai 9.689 orang.

"Bank sampah ini telah mengolah 1,692 ton sampah anorganik," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani melalui rilis, Jumat (6/12).

Baca Juga

Selain itu, ia menuturkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah membentuk 143 Kawasan Bebas Sampah (KBS) dilingkungan Rukun Warga (RW) yang tersebar di 30 kecamatan. Sedangkan ditingkat kelurahan, telah dibentuk KBS di 8 kelurahan yaitu Arcamanik, Sukaluyu, Neglasari, Cihaurgeulis, Babakan Sari, kebon Pisang, Kujang Sari, dan Gempol Sari. 

"Kawasan-kawasan tersebut telah mampu mengolah sampah sebesar 32,94 ton sampah organik dan 26,96 ton sampah anorganik," katanya.

Menurutnya, kegiatan yang juga dilakukan di KBS yaitu sosialiasi kepada warga tentang cara memisahkan sampah dilingkungan dan rumah tangga dengan cara mendatangi rumah ke rumah. Bahkan, pihaknya menyediakan sarana dan prasarana seperti gerobak sampah, bata terawang dan lainnya. 

Kamalia menambahkan terdapat 14 titik lokasi pengolahan sampah organik yang terdiri dari 11 pusat pengolahan sampah organik. Dua pengolahan sampah dengan metode "black soldiers fly" atau maggot kemudian satu pusat daur ulang di eks TPA Cibere berkapasitas 10 ton/hari. 

Selain itu menurutnya terdapat 28 pengelolaan sampah mandiri yang berada dilingkungan kawasan komersial, kawasan pendidikan, rumah sakit, dan perkantoran. Ia pun menyebutkan pihaknya memberikan anugerah Kang Pisman Award kepada lembaga yang mendukung gerakan Kang Pisman.

"Kang Pisman award mengadopsi penilaian Adipura skala kota dibagi dalam tiga kategori yaitu kecamatan, pasar, dan terminal. Penilaian dilakukan sebanyak dua kali yaitu tahap kesatu pada bulan Mei 2019 dan tahap kedua bulan Oktober 2019," katanya.

Menurutnya, indikator penilaian lebih menitikberatkan pada implementasi Kang Pisman yaitu pengelolaan sampah mulai dari sumber timbulan. 

Wali Kota Bandung Oded M Danial  mengapresiasi kepada semua elemen yang mendukung gerakan Kang Pisman. Kedepan diharapkan gerakan tersebut terus maju dan bisa menciptakan pengelolaan sampah secara mandiri.

"Alhamdulillah masyarakat merespon positif Kang Pisman. Di salah satu RW, ada yang sampahnya berkurang drastis dari 6 truk menjadi 2 truk. Sebanyak 4 truk sudah diolah melalui Kang Pisman. Ini luar biasa. Dan ada banyak contoh yang seperti ini di berbagai wilayah," katanya.

Menurutnya, gerakan Kang Pisman bukan saja bisa menyelesaikan urusan lingkungan dan sampah di Kota Bandung. Namun lebih dari itu spirit untuk terus membangun Bandung. "Bukan hanya menghilangkan sampahnya dan banjirnya, tetapi juga hadir sebuah budaya baru di masyarakat,” katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement