REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Standardisasi Nasional (BSN) melakukan pembinaan terhadap lima Industri Kecil Menengah (IKM) batik di Jawa Timur agar menyandang Standar Nasional Indonesia (SNI). Kepala Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Wilayah Jawa Timur, Yuniar Wahyudi menyatakan, standardisasi batik merupakan tools untuk menjamin kelestarian batik.
"Batik merupakan produk budaya bangsa Indonesia yang terus berkembang. Sebagai budaya bangsa, batik harus terus dikembangkan agar tidak tergerus oleh waktu," ujar Yuniar di Surabaya, Jumat (6/12).
Agar proses pembinaan berjalan efektif, lanjut Yuniar, BSN juga menggandeng pemangku kepentingan di Jawa Timur. Dari lima IKM batik di Jawa Timur yang dibina, dua diantaranya merupakan sinergi dengan PT. Petrokimia Gresik dan telah mendapatkan SPPT SNI. Kedua IKM yamg dimaksud adalah UD Vatur Jaya dan UD Zulpah Batik Madura.
"SPPT SNI atau Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan setelah melalui serangkaian proses sertifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LsPro) yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional," ujar Yuniar.
Yuniar menjelaskan, hingga akhir 2018, tercatat ada 9.824 IKM batik yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur, dengan daya serap mencapai 29.571 tenaga kerja. Jumlah IKM tersebut, kata dia, terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data yang ada, tren peningkatan jumlah IKM Batik rata-rata 3-5 persen per tahun. Adapun daerah penyebaran terutama di daerah-daerah yang dikenal memiliki kekhasan motif batik antara lain Madura, Tuban, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Yuniar menegaskan, KLT BSN di Surabaya siap mendukung para pelaku IKM di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produknya melalui penerapan SNI. Bagi BSN, kata dia, nilai batik harus dapat terus terjaga, dan kualitas batik itu sendiri harus terjamin.
Dia melanjutkan, seiring perkembangan zaman, pemahaman umum tentang batik menjadi beragam. Maka di setiap daerah, IKM batik memiliki ragam motif dan memiliki identitas masing-masing. Pertimbangan ekonomi dan industrialisasi batik, kata dia, tak pelak memunculkan teknologi proses baru yang sedikit melenceng dari konsep awal batik. Sehingga muncul produk-produk tiruan batik.
“Berkaitan itu, BSN menyusun SNI 0239:2014 tentang pengertian dan istilah-istilah batik, agar ada kesamaan persepsi masyarakat tentang batik. Berdasarkan SNI 0239:2014, batik dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi. Kesemuanya memiliki ciri khas masing-masing,” kata Yuniar.