REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Omzet penjualan air bersih di saat musim kemarau meningkat di Kendari, Sulawesi Tenggara. Peningkatan permintaan air bersih dari konsumen berlangsung sejak enam bulan lalu.
"Kami (pengusaha air bersih) kewalahan melayani konsumen. Omzet penjualan terus meningkat namun tidak berharap kemarau berlanjut karena petani mengharapkan hujan segera turun," kata Pengusaha penyedia air bersih Andi Rusman,
Rusman harus menyiapkan 13 unit kendaraan penyedia jasa air bersih untuk memenuhi permintaan konsumen dari berbagai kalangan .
"Kami memiliki 13 unit kendaraan bak terbuka berkapasitas 1200 liter untuk melayani permintaan pelanggan. Satu unit mobil melayani dapat lebih dari 10 pelanggan setiap hari," katanya.
Jika dirata-rata satu unit mobil melayani permintaan pengantaran sampai 10 kali dengan harga Rp60 ribu maka pendapatan ditaksir sekitar Rp8 juta hingga Rp10 juta per sehari untuk 13 unit mobil.
"Dalam sehari kami mendistribusikan ratusan ribu liter air bersih untuk warga Kota Kendari. Memang kami berbisnis tetapi patut pula diapresiasi karena turut membantu memenuhi kebutuhan air warga," tambahnya.
Mengenai kualitas air yang disediakan dapat digunakan untuk keperluan mandi, mencuci pakaian hingga digunakan untuk minum tetapi sebelumnya harus dimasak terlebih dahulu.
Ia mengakui beberapa kali pelanggan keberatan karena keterlambatan pengiriman air yang disebabkan sumur tempat pengambilan air mengalami krisis."Saya berharap pelanggan lebih bersabar dalam menunggu antrian pengantaran, banyaknya pesanan membuat kami kewalahan" tutupnya.
Seorang pelanggan, Erly Puspita mengatakan keberadaan penyedia air bersih di saat musim kemarau sangat membantu warga yang kesulitan air bersih.
"Musim kemarau begini sumur mengalami kekeringan, jadi dengan adanya penjual air tower sangat membantu. Kami membutuhkan air untuk memasak, mencuci dan mandi," kata Erly.