Kamis 05 Dec 2019 18:18 WIB

Kursi Minim, Siswa Belajar Sambil Lesehan di Lantai

Meja dan kursi yag ada di kelas tersebut jumlahnya sangat minim.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Siswa terpaksa belajar sambiul lesehan karena minimnya fasilitas bangku dan kursi sekolah (ilustrasi)
Foto: Antara
Siswa terpaksa belajar sambiul lesehan karena minimnya fasilitas bangku dan kursi sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Puluhan siswa kelas dua SDN Jatimunggul 1, Blok Tegalweringin, Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, terpaksa harus belajar dengan lesehan di lantai. Pasalnya, meja dan kursi di kelas tersebut jumlahnya minim sehingga tak cukup digunakan untuk seluruh siswa.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Kamis (5/12), puluhan siswa itu tampak duduk berkerumun di lantai depan kelas tanpa alas apapun. Mereka sedang mengerjakan soal ujian semester 1 Tema Empat.

Baca Juga

Sejumlah siswa bahkan ada yang mengerjakan soal ujian sambil tengkurap ke lantai. Hal itu karena mereka merasakan capek dan sakit pada punggung maupun leher akibat lama membungkukkan badan.

Di kelas itu, totalnya ada 28 siswa. Sedangkan jumlah kursinya hanya ada 20 buah. Namun, sebagian besar kursi yang ada itupun sudah tidak memiliki senderan punggung dan dalam kondisi reyot sehingga tidak layak pakai.

Begitupun dengan meja kelas yang ada juga sudah reyot dan jumlahnya kurang. Satu meja yang ada digunakan untuk tiga siswa sehingga mereka belajar dengan berdesakan.

Menurut guru yang mengajar di kelas dua, Rohendi, para siswanya setiap hari harus berebut kursi yang ada. Bagi yang tidak kebagian, terpaksa duduk di lantai. "Kalau siswa yang duduk di lantai sudah merasa kecapaian, nanti gantian dengan temannya yang semula duduk di kursi," tutur Rohendi.

Rohendi mengaku sangat sedih melihat anak-anak didiknya harus belajar dengan kondisi seperti itu. Apalagi, hal itu juga dialami oleh para siswanya di kelas yang lain.

"Tahun lalu malah siswa kelas enam duduknya di lantai semua. Hal itu sudah berlangsung sekitar dua tahun," kata Rohendi.

Para siswa kelas enam akhirnya bisa merasakan belajar duduk di kursi setelah mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan setempat, menjelang tahun ajaran baru lalu. Namun, siswa di kelas lainnya masih harus mengalami kekurangan kursi dan meja.

Rohendi kemudian mengetuk kepedulian para orang tua siswa untuk mau membantu menyumbang kursi secara swadaya. Akhirnya, dari kepedulian orang tua siswa itu, terkumpul 35 buah kursi yang terbuat dari plastik. "Tapi saya tidak memaksa. Mereka memberi seikhlasnya dengan cara patungan," tegas Rohendi.

Sebanyak 35 buah kursi plastik itu kemudian disebar ke sejumlah ruang kelas yang mengalami kekurangan kursi. Namun sayang, akibat banyaknya kelas yang kekurangan kursi, untuk kelas dua hanya kebagian satu buah kursi plastik, yang diperuntukkan bagi kursi guru.

Salah seorang siswa, Tiara Priani, mengaku sangat tidak nyaman belajar dengan cara lesehan. Dia mengaku kerap sakit perut dan punggung saat belajar di lantai. "Cepat capek. Inginnya belajar di kursi dan meja," tutur Tiara.

Hal senada diungkapkan siswa lainnya, Alfian Saputra. Dia pun sangat mendambakan bisa belajar dengan nyaman di kursi dan meja. "Belajar di lantai bikin leher dan punggung jadi capek. Perut juga jadi sakit," kata Alfian.

Tak hanya dirasakan siswa dan guru, kondisi itu juga membuat para orang tua siswa merasa bersedih dan prihatin. Selain mengurangi konsentrasi belajar anak di kelas, kondisi itu juga membuat anak rawan mengalami sakit. "Lantai kan dingin. Anak bisa masuk angin. Apalagi sekarang mau musim hujan," ujar salah satu orang tua siswa, Kuripah (35).

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, saat dikonfirmasi, berjanji akan segera mengatasi persoalan kekurangan mebeler di sekolah tersebut.

"(SDN Jatimunggul 1) itu jadi prioritas untuk pengadaan meja kursi," tandas Ali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement