REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) rencana akan perpanjang jalur MRT Lebak Bulus sampai Tangerang Selatan (Tangsel). Proyek perpanjangan jalur MRT itu masuk tahap studi kelayakan (feasibility study).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perpanjangan jalur MRT mungkin saja dilakukan. Namun, beberapa hal yang mengganjal seperti soal pendanaan menjadi isu yang alot dibahas.
Ia menjelaskan MRT yang telah beroperasi rute Lebak Bulus-Bundaran HI dibangun dengan biaya patungan antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI. Komposisi patungannya 50:50.
Untuk MRT ke Tangsel, kata dia, kemungkinan bakal ditanggung sebagian besar bahkan sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Pemerintah Kota Tangsel dinilainya bakal sulit untuk menyokong pendanaan proyek tersebut.
“Ya kalau dia ada dana ya boleh. Kalau Pemda DKI kan APBD-nya gede. Kalau itu (Tangsel) kan APBD-nya tidak terlalu besar," kata Budi.
Dia berharap isu pendanaan bisa diselesaikan agar terealisasinya jalur MRT. Dengan begitu, proyek tersebut bisa dimulai paling lambat 2022 dan diperkirakan akan selesai tahun 2026.
Sebelumnya, rencana perpanjangan jalur MRT sampai Tangsel sudah muncul sejak November 2018. Jalur MRT dikabarkan bakal berlanjut melintasi Ciputat, Pondok Cabe, Pamulang, Puspitek, Rawa Buntu, dan Kota Tangerang.
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, mengatakan koordinasi terkait usulan perpanjangan MRT dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah setahun silam. Hingga kini belum ada pembicaraan lebih lanjut.
Selain itu, adanya usulan dari Pemkot Tangsel adalah, pembangunan rute itu berada di media jalan agar meminimalkan pembebasan lahan baru. “Agar tidak terlalu banyak pembebasan lahan,” jelasnya.