Kamis 05 Dec 2019 12:30 WIB

BUMDes Makin Kembangkan Wisata Green Canyon

Green Canyon di Pangandaran dikunjungi lebih dari 12 rbu orang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Dikelola oleh BUMDes membuat Green Canyon semakin ramai. Foto: Air terjun, persawahan, gua, dinding-dinding dengan stalagmit dan stalagtit, dan pastinya air hijau tosca yang pada akhirnya membuat tempat ini dinamakan Green Canyon.
Foto: PicnicHolic
Dikelola oleh BUMDes membuat Green Canyon semakin ramai. Foto: Air terjun, persawahan, gua, dinding-dinding dengan stalagmit dan stalagtit, dan pastinya air hijau tosca yang pada akhirnya membuat tempat ini dinamakan Green Canyon.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Tempat wisata Cukang Taneh atau Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin bergeliat dari waktu ke waktu. Bahkan, tahun lalu jumlah pengunjungnya mencapai 12 ribu orang.

Bergeliatnya pariwisata di Green Canyon, terjadi karena dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Guha Bau. BUMDes ini mengelola wisata body rafting dan membina beberapa sektor penunjang wisata di sana.

Baca Juga

Bahkan, yang menarik, dulu Green Canyon dikenal sebagai tempat angker. Sehingga, warga tak berani datang ke sana karena berkembang beragam mitos. Tapi, sejak dibuka untuk wisatawan sejak 1993, secara perlahan imej angker justru hilang.

Hadirnya BUMDes Guha Bau pun membuat wisata di sana naik kelas. Berbagai fasilitas ditata dengan apik, termasuk menghadirkan body rafting yang jadi unggulan wisata. Selain itu, jelas pengunjung bisa menikmati keindahan Green Canyon dengan menggunakan perahu.

Menurut Ketua BUMDes Guha Bau Teten Sutanto, selain membuat wisatawan terfasilitasi untuk berwisata, kehadiran BUMDes Guha Bau membuat warga setempat menuai manfaat. Sebab, banyak warga setempat yang diberdayakan untuk wisata body rafting. Hasilnya, perputaran uang khusus untuk body rafting saja mencapai Rp 2 miliar dalam setahun dan dinikmati warga.

"Setelah adanya BUMDes ini, body rafting di sini lebih berkembang, malah sekarang lebih berkembang lagi, terutama dalam pemberdayaan masyarakat," ujar Teten Sutanto, Kamis (5/12).

Teten menjelaskan, untuk tenaga pemandu body rafting misalnya, hampir semuanya warga Desa Kertayasa. Jumlahnya, mencapai 107 orang. Belum lagi ada tenaga lain seperti sopir hingga penyedia jasa perahu.

Hal ini membuat warga setempat bisa lebih berdaya di daerah asalnya sendiri. Mereka, tak perlu jauh-jauh mencari pekerjaan ke kota yang belum pasti didapatkan.

"Kita juga ada pelaku usaha yang mendapatkan manfaat setelah bekerjasama dengan BUMDes, mulai dari warung sampai homestay," kata Teten.

Teten menjelaskan, yang terkena dampak langsung dari hadirnya BUMDes pun mencapai sekitar 1.000 orang dari sekitar 4.000 warga Desa Kertamulya. Di luar itu, warga lain juga merasakan dampak positif karena mulai banyak dikunjungi wisatawan. Di antaranya adalah Saung Angklung Mang Koko, Seni Benjang Batok, hingga Sanggar Seni Badud. Semua lokasinya tak jauh dari Green Canyon.

Pemberdayaan masyarakat yang dinilai mumpuni ini pun, kata dia, mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Beberapa penghargaan sudah diraih BUMDes Guha Bau. Terbaru, Desa Kertamulya diganjar sebagai pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara 2019 kategori Desa Wisata Maju yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi (PDT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement