Rabu 04 Dec 2019 21:26 WIB

Pembobol Kartu Kredit Rekrut Lulusan SMK Jadi Spammer

Lulusan SMK direkrut jadi spammer oleh komplotan pembobol kartu kredit.

Penipuan berbasis siber. Lulusan SMK di Surabaya direkrut jadi spammer oleh komplotan pembobol kartu kredit.
Foto: pixabay
Penipuan berbasis siber. Lulusan SMK di Surabaya direkrut jadi spammer oleh komplotan pembobol kartu kredit.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur telah mengamankan Hendra selaku ketua komplotan pelaku pembobol kartu kredit. Modus yang dilakukan dalam merekrut peretas baru pun telah terungkap.

"Modusnya, Hendra, ketua kelompok ini membuka lowongan untuk posisi cleaning service di media sosial dengan syarat cukup lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)," ujar Kasubdit V Siber Polda Jatim, AKBP Cecep Susatya di Mapolda setempat di Surabaya, Rabu.

Baca Juga

Cecep menyatakan, tak ada syarat khusus lain yang dicantumkan, hanya lulusan SMK dan punya kemampuan komputer. Menurut Cecep, Hendra kemudian menyeleksi pelamar terlebih dahulu, kemudian memanggil mereka yang memenuhi kriteria untuk menjalani tes secara langsung.

"Begitu mereka datang, mereka dikasih tugas, semacam training, mereka diajari spamming, Google id, dan sebagainya. Sesuai divisi tugas yang ada," ujar Cecep.

Lebih lanjut, para remaja yang sudah mendapat pelatihan dijadikan spammer akan ditugasi mengirim berbagai penawaran akun developer kartu kredit secara acak. Tiap akun nilainya Rp 400 ribu.

"Caranya mereka mengiklankan produk orang atau perusahaan luar. Nah untuk mengiklankan, dia harus bayar, tapi bayarnya di Google, dalam bentuk dolar," ucapnya.

Untuk sasarannya, Cecep mengungkapkan sebenarnya acak. Setelah diselidiki, banyak warga negara Eropa dan Amerika yang menjadi korban karena sistem perbankan di sana lebih mudah.

"(Perbankan di sana) bila nasabah yang punya kartu kredit mengklaim tidak melakukan transaksi sesuatu, pihak bank punya kewajiban me-refund dana yang keluar dari nasabah. Jadi merasa tidak ada yang dirugikan," katanya.

Polda Jatim pada Senin (2/12/2019) menggerebek praktik penipuan berbasis siber menggunakan kartu kredit di kawasan Balongsari Tama, Tandes, Surabaya. Kejahatan tersebut terorganisasi dan sudah berjalan selama tiga tahun.

"Omzet yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dapat mengumpulkan setidaknya 40 ribu dolar AS," kata Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arief Setyawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement