Rabu 04 Dec 2019 18:34 WIB

GP Ansor: Wapres Fokus Ekonomi Syariah daripada Radikalisme

Wapres disarankan fokus ke ekonomi syariah, penegakan hukum, dan kemiskinan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/12). Gus Yaqut menyarankan Wapres Maruf fokus ke ekonomi syariah dibanding radikalisme.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/12). Gus Yaqut menyarankan Wapres Maruf fokus ke ekonomi syariah dibanding radikalisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas berharap Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin lebih banyak mengurusi persoalan ekonomi syariah dan penegakan hukum. Yaqut meminta agar Kiai Ma'ruf tak hanya terus mengurusi masalah radikalisme.

"Sebenarnya kita berharap beliau lebih banyak bicara soal ekonomi syariah dan hukum, daripada soal yang lain seperti radikalisme," Yaqut usai menemui Wapres Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (4/13).

Baca Juga

Gus Yaqut, sapaan akrabnya, mengatakan itu karena publik lebih banyak mengharapkan wapres fokus di pengembangan ekonomi syariah, penegakan hukum dan kemiskinan. Hal ini, kata Gus Yaqut, terungkap berdasarkan data yang dikumpulkan oleh GP Ansor.

"Karena itu sebenarnya yang diharapkan publik atas peran wakil presiden menurut temuan kami di situasion room yang kami punya, kami sampaikan semua data yang kami punya kepada beliau," ujar Gus Yaqut.

Yaqut mengatakan, persoalan radikalisme sebaiknya diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai koordinator dengan lembaga-lembaga lain.

 

"Fungsikan saja itu BNPT sebagai korodinator bagi seluruh institusi yang mendapatkan penugasan untuk penanganan radilalisme itu dan kita minta wakil presiden untuk konsentrasi atau lebih banyak bicara soal ekonomi syariah dan penegakan hukum dan juga soal kemiskinan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement