Rabu 04 Dec 2019 14:59 WIB

JIBF, Sebar Semangat Literasi

Ikapi mengajak semua elemen ikut melawan praktik pembajakan buku.

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Sekretaris Ikapi Pusat Arys Hilman Nugraha memberikan sambutan saat membuka Jabar Islamic Book Fair (JIBF) di Bandung, Rabu (4/12).
Sekretaris Ikapi Pusat Arys Hilman Nugraha memberikan sambutan saat membuka Jabar Islamic Book Fair (JIBF) di Bandung, Rabu (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG — Jabar Islamic Book Fair (JIBF) kembali digelar. Agenda wisata intelektual dan pameran bernuansa Islami akan berlangsung hingga 10 Desember mendatang di Gedung Landmark, Jalan Braga, Kota Bandung. Ajang yang digelar untuk ke-12 kalinya ini merupakan hasil kolaborasi Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), dengan dukungan Pemerintah Kota Bandung. Kali ini diangkat tema “Ajari Aku dengan Kalam-Mu”. Ketua Ikapi Jabar Mahpudi mengatakan, dengan tema ini diharapkan dapat menggugah masyarakat, khususnya umat Islam, untuk tidak sebatas membaca, tapi juga menulis. 

''Jadi, membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang literasi. Satu dengan yang lain harus saling melengkapi. Satu saja dikembangkan, sementara yang satunya diabaikan, membuat peradaban yang dilahirkan menjadi pincang dan tak sempurna,” ujar Mahpudi.

photo
Sekretaris Ikapi Pusat, Arys Hilman Nugraha menabuh alat musik Djembe, sebagai tanda dibukanya Jabar Islamic Book Fair (JIBF)

Saat membuka acara, Sekretaris Ikapi Pusat Arys Hilman Nugraha, yang mewakili Ketua Umum Ikapi Rosidayati Rozalina, mengatakan, JIBF digelar dengan semangat menghadirkan bacaan bermutu bagi masyarakat. Di era serba digital ini, dinilai tak mudah memasyarakatkan buku. ''Menghadirkan buku di tengah himpitan ruang digital ini karenanya membutuhkan kesungguhan dan kreativitas yang maksimal,'' ujar Arys.

Semangat dan kreativitas dalam menerbitkan buku ini diharapkan tetap memerhatikan prinsip hak cipta kekayaan intelektual. Terkait hal ini, Ikapi menyoroti praktik pembajakan buku yang terbilang masih marak. Arys mengatakan, memajukan dunia perbukuan bukanlah alasan untuk mereproduksi buku terbitan penerbit lain melalui fotokopi atau pun cetak digital, apalagi menjualnya dan menjadikannya sebagai industri tersendiri.

Dengan adanya pembajakan, dikhawatirkan akan menurunkan motivasi para penulis untuk melahirkan karya. ''Pembajakan buku bukan hanya akan menihilkan industri perbukuan hingga ke titik minimal, tapi juga akan mengikis kreativitas para penulis, pemikir, dan intelektual di negeri ini untuk berkarya,'' ujar dia.

Karenanya, Ikapi mengajak semua elemen ikut melawan praktik pembajakan buku ini. ''Semua pihak, baik penerbit, pemerintah, aparat hukum, dan seluruh warga negara sebagai konsumen perbukuan harus kompak mengatakan tidak untuk pembajakan,'' kata Arys.

Ketua Panitia JIBF 2019, Idham Fitriadhi, mengatakan, melalui JIBF, Ikapi ingin menghadirkan wisata intelektual dan wisata pendidikan, sekaligus menyuguhkan pameran bernuansa Islami. JIBF 2019 diikuti oleh sekitar 70 peserta yang mengisi hampir seratus stan. Tersedia juga stan kuliner. 

Tidak hanya pameran buku, agenda kali ini juga bakal diisi sejumlah kegiatan, di antaranya seminar, talkshow, dan bedah buku. Selama pelaksanaan kegiatan, pengunjung yang akan bertransaksi bisa memanfaatkan layanan uang elektronik LinkAja. Pengunjung yang menggunakan aplikasi QR Code LinkAja akan mendapatkan cash back 20 persen berupa saldo LinkAja.

Idham mengharapkan agenda JIBF ini dapat mendorong perkembangan dunia literasi. ''Panitia berharap dapat memberikan sumbangsih bagi kebangkitan literasi, khususnya literasi Islami di Jawa Barat, sekaligus memicu semangat umat Muslim Jawa Barat untuk berpihak pada pengetahuan dan sikap damai yang didambakan oleh seluruh umat beragama,'' ujar dia.

Wakaf Literasi

Untuk mendorong literasi, Ikapi bekerja sama dengan Pemprov Jabar dan pesantren menggulirkan Gerakan Wakaf Literasi (Wali). Mahpudi menjelaskan, gerakan ini memadukan dua aktivitas literasi sekaligus. Di mana pesantren diberikan satu paket buku. Selanjutnya para kiai dan santri diberi kesempatan membaca buku-buku itu secara komprehensif. ''Selanjutnya tim Ikapi menurunkan para penyunting berpengalaman untuk mendampingi mereka menulis suatu buku terkait dengan hasil bacaannya,'' kata dia.

Mahpudi mengatakan, dengan dukungan dana wakaf yang dikelola Pemprov Jabar, diharapkan buku atau kitab yang dihasilkan ulama dan santri itu dapat diterbitkan oleh anggota Ikapi. ''Semoga saja Gerakan Wali ini mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya budaya literasi yang paripurna di Jawa Barat, khususnya di kalangan umat Islam,'' tandas Mahpudi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement