REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), melakukan kerja bakti membersihkan Sungai Premulung yang melintas di depan kampus UMS di Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kerja bakti bersih-bersih sungai melibatkan para relawan dari beragam elemen. Mereka berasal dari Hizbul Wathan, SAR UMS, mahasiswa pecinta alam UMS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan unsur-unsur lainnya. Peserta bersih-bersih sungai tersebut berkumpul di halaman Gedung Induk Siti Walidah UMS untuk mengikuti apel dan selanjutnya dibagi beberapa titik pembersihan sungai.
Pembersihan Sungai Premulung dilakukan sepanjang kurang lebih dua kilometer. Para relawan itu mengangkat sampah plastik, limbah rumah tangga, tumbuhan eceng gondok dan sampah lainnya yang banyak bertebaran di sungai. Sampah dibersihkan dari sungai agar tidak menghalangi lajunya arus sungai.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Pengkaderan, Taufik, mengatakan, ke depan pembersihan sungai akan digarap lebih serius lagi. Bahkan sebelumnya UMS sudah mengajak diskusi masyarakat sekitar. Menurut usulan dari para warga, Sungai Premulung memang membutuhkan perluasan dan pengerukan sungai karena sedimentasinya sudah mengkhawatirkan.
"Ke depan kami akan lebih dalam lagi membersihkan sungai Premulung. Karena lucu, beberapa waktu lalu ditemukan sampah berupa kasur yang meghalangi arus sungai. Sehingga kami sudah ajak diskusi para ketua RT di sekitar UMS bersama-sama menjaga Sungai Premulung ini," jelas Taufik.
Sementara itu, Wakil Ketua LPPM UMS, Kuswaji Dwi Priyono menambahkan tujuan dari bersih-bersih sungai ini untuk mengembalikan habitat sungai yang sesungguhnya. "Ini yang kemudian disebut restorasi sungai," ujarnya.
Kuswaji menjelaskan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut sifatnya berkelanjutan. Ke depan, UMS akan melanjutkan kegiatan tersebut bersama masyarakat, seperti pendampingan tata cara pengelolaan sampah.
"Kami akan melakukan pelatihan-pelatihan bagaimana dari sampah bisa menjadi rupiah. Dan ke depan bayangan kami, Sungai Premulung ini akan menjadi laboratorium microhydro bagi Fakultas Teknik, berfungsi untuk menggerakkan kincir kemudian menghasilkan listrik," kata dia.
Sampah yang telah dikumpulkan kemudian dibawa ke Tempat Pebuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo. Unsur-unsur yang terlibat pada aksi bersih-bersih sungai tersebut meliputi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), BPBD Sukoharjo, MDMC, Kokam, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat fakultas dan universitas, serta para dosen dan karyawan UMS.