PURWAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, terancam dibongkar karena terdampak pembangunanan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Namun, pembongkaran sekolah itu mendapat penolakan dari orang tua murid jika penggantian gedung sekolah baru belum selesai dibangun.
"Kami ingin selesaikan dulu gedung sekolah barunya, agar proses belajar mengajar berjalan kondusif," ungkap salah seorang orang tua murid, Lia (29) ditemui di sekitar lingkungan sekolah, Kamis (28/11/2019).
Ia mengatakan, warga telah mengetahui rencana pembongkaran sekolah sudah sejak lama, pengukuran lahan juga sering kali dilakukan boleh pengembang proyek Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).
Namun, pada hari kemarin pemindahan kegiatan belajar mengajar ke tempat lain begitu mendesak sehingga menjadi perhatian masyarakat sekitar.
AYO BACA : Dekati Akhir Tahun, Serapan APBD Purwakarta Masih 68,97%
"Kemarin ada musyawarah di sini karena dalam waktu dekat kegiatan belajar mengajar harus pindah ke aula desa atau ke sekolah lain. Kami tidak mau seperti itu, karena takut tidak kondusif dan anak-anak kami malah kurang efektif sekolahnya, selesaikan dulu lah gedung sekolah barunya," ujar dia.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah Asep Somantri membenarkan jika sekolah yang ia pimpin terdampak pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Ia mengakui hal itu telah menuai pro dan kontra di tengah kalangan masyarakat. Namun sejauh ini ia telah berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.
"Memang harus direlokasi, tapi warga tidak menerima begitu saja," kata dia.
AYO BACA : Taman Air Mancur Sri Baduga Bakal Tarik Retribusi
SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. (Ayopurwakarta.com/Dede Nurhasanudin)
Ia menjelaskan, masyarakat menyatakan tidak setuju bukan tanpa alasan. Pada 2017 lalu saat lapangan sepak bola sekolah itu terdampak pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, pihak pengembang berjanji akan menggantinya, namun hingga saat ini pengantian belum juga terealisasi.
"Pada tahun ini warga dihadapkan dengan suatu permasalahan yang tidak jauh beda, kemungkinan warga khawatir jika hal serupa kembali terulang, makanya mereka minta pembanguman sekolah baru diselesaikan dulu, jika sudah selesai maka akan pindah," tuturnya.
Ia menjelaskan, sekolah yang ada saat ini berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter dengan jumlah 14 ruang kelas. Pengantian gedung sekolah baru akan dibangun di lahan milik desa yang dipinjamkan ke Pemkab Purwakarta, dan akan diganti pada tahun anggaran 2020.
Ada pun jumlah siswa yang sekolah di SD Negeri 1 Malangnengah sebanyak 261 siswa SD, 59 siswa SMP, dan 23 sekolah TK.
"Di lahan itu nanti akan dibangun gedung sekolah sebanyak 12 kelas karena siswa SMP sudah dipindahkan ke SMPN 3 Sukatani, sementara untuk siswa SD masih dalam tahap pembahasan baiknya bagaimana, tapi memang harus direlokasi karena belajar di sana sudah tidak kondusif," ujar Asep.
AYO BACA : Purwakarta Anggarkan Rp6,5 Miliar Per Tahun untuk Perawatan Taman