Kamis 28 Nov 2019 19:09 WIB

Kala Mochtar Riady Akui Lippo tak Kuat 'Bakar Uang' Terus

Lippo Group menjual dua pertiga sahamnya di OVO.

Mochtar Riady
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mochtar Riady

REPUBLIKA.CO.ID, Pendiri sekaligus pemilik Lippo Group, Mochtar Riady, menyebutkan bahwa pihaknya sebagai investor utama OVO akan menjual dua pertiga saham perusahaan dompet digital tersebut. Alasannya Lippo tak kuat lagi 'bakar uang' di OVO.

"Bukan melepas, kami menjual sebagian. Sekarang (saham) kami mungkin tinggal 30 persen. Dua pertiganya kami jual," kata Mochtar Riady saat ditemui pada acara Indonesia Digital Conference 2019 di Jakarta, Kamis (28/11).

Baca Juga

Mochtar menjelaskan, alasan Lippo Group sebagai pemegang saham utama OVO menjual dua pertiga kepemilikan saham tersebut karena tidak kuat memasok dana atau 'bakar uang' dengan layanan gratis, diskon, hingga program cashback yang diberikan OVO.

Sejak mendapatkan lisensi uang elektronik (e-wallet) pada 2017, OVO telah aktif memberikan promosi diskon dan cashback untuk menjaring pengguna. OVO disebut-sebut menjadi penantang Gopay di pasar uang elektronik.

"Alasannya, terus bakar uang bagaimana kami kuat," kata Mochtar.

photo
Membayar Grab dengan OVO.

Dikutip Warta Ekonomi, Presiden Direktur Multipolar atau Direktur Lippo Group Adrian Suherman menegaskan, Lippo terus berkomitmen mendukung pertumbuhan, juga perkembangan OVO sebagai perusahaan fintech e-money Indonesia. Alasannya, Lippo Group adalah perintis dan pengembang OVO sebagai platform layanan keuangan digital yang ikut memperkuat lini bisnis lainnya.

"Sebagai pendiri OVO, kami tentunya akan selalu aktif mendukung dan menjadi bagian dari perkembangan OVO," kata Adrian dalam siaran pers, Kamis.

Adrian menambahkan, sebagai bagian dari pemilik OVO, Lippo senantiasa membuka peluang bagi mitra untuk mendukung OVO agar dapat tumbuh dan berkembang. Komitmen Lippo Group, dengan membawa mitra baru, adalah agar OVO terus dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.

Adrian memastikan, bersama para pemegang saham lain, Lippo tetap merupakan bagian dari OVO dan selalu mendukung kemajuan OVO, yang hanya dalam dua tahun ke belakang telah berkembang pesat menjadi perusahaan fintech e-money terkemuka. Saat ini, OVO merupakan start-up unicorn kelima yang ada di Indonesia.

Adrian meyakini, OVO akan menjadi kebanggaan nasional dan memastikan bahwa Lippo terus mendukung upaya pemerintah, BI, dan OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Dia kembali menegaskan, sebagai pendiri OVO, Lippo Group masih aktif mendukung dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

"Kami adalah pendiri dan tetap menjadi pemegang saham dari OVO dan bangga untuk terus menjadi bagian dari sebuah usaha yang telah menjadi aspek penting dari keseharian masyarakat Indonesia," katanya.

photo
OVO bekerjasama dengan Rumah Zakat mendistribusikan bantuan untuk masyarakat terdampak tsunami di Kelurahan Kanyere, Pandeglang Rabu (9/1).

Sebelumnya, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra membantah soal rumor hengkangnya Lippo Group dari OVO sebagai penyuntik dana. Menurut dia, rumor tersebut sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group.

"Kami adalah perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya," kata Karaniya dalam keterangan resminya.

Karaniya menegaskan, dirinya bahkan telah berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group John Riady mengenai pengembangan perusahaan ke depan dan banyak diberikan masukan serta dukungan terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis perusahaan. Ia menilai, promosi berbentuk cashback dan pemberian fasilitas lain merupakan hal yang biasa di dunia start-up saat ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.

Karaniya mengatakan, OVO adalah perusahaan penyedia layanan keuangan digital yang didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat ini, para pemegang sahamnya sudah sangat beragam, seiring meningkatnya kinerja dalam dua tahun terakhir.

"Yang perlu dicatat adalah OVO sebagai perusahaan keuangan digital memiliki peta jalan yang jelas untuk menuju profitabilitas sebagai sebuah entitas bisnis yang berkelanjutan.

Kami baru berusia dua tahun dan sedang dalam tahap edukasi untuk pengembangan pangsa pasar. Ini penting karena pasar uang elektronik Indonesia baru bergeliat dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam satu hingga dua tahun ke depan," kata Karaniya.

photo
Mengenal QRIS

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement