REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar tata letak Pelabuhan Benoa di Bali kembali dibenahi. Pembenahan perlu dilakukan agar fungsi pelabuhan dapat lebih maksimal, khususnya dalam menjadi pintu masuk wisatawan asing yang datang dengan kapal pesiar.
Pakar Kemaritiman Institute Teknologi Sepuluh November (ITS), Raja Oloan Saut Gurning, mengatakan, tata letak menjadi aspek teknik yang berperan strategis untuk memperkuat aspek fungsional pelabuhan, sekaligus keamanan dan keselamatan pelayaran. Selain itu, tata letak yang baik setidaknya akan membuat akses mobilitas penumpang dari dan ke pelabuhan bisa berjalan baik.
"Penataan cukup penting karena ini berkaitan dengan kecenderungan naiknya intensitas masyarakat global saat ini untuk menikmati liburannya dengan moda angkutan laut, bukan dengan angkutan udara," kata Saut saat dihubungi, Rabu (28/11).
Oleh sebab itu, kata Saut, marine tourism ke depan dapat menjadi potensi besar bagi Indonesia jika ingin meningkatkan wisatawan yang berkualitas. Apalagi, dengan adanya 10 destinasi prioritas yang tengah dikembangkan pemerintah akan memantik kenaikan volume masuknya kapal pesiar ke wilayah Indonesia.
Khusus Bali, Saut mengatakan, menjadi salah satu magnet untuk menarik turis asing untuk pelayaran langsung ke Pelabuhan Benoa. Selanjutnya, destinasi di sekitar Bali seperti Lombok, kawasan Sulawesi Selatan, Ambon, hingga Papua Barat juga bisa disinggahi dengan angkutan laut.
"Untuk itu, pembenahan dan modernisasi layanan kapal pesiar di Pelabuhan Benoa menjadi momentum strategis untuk membuka konektivitas wisatawan asing maupun dalam negeri," katanya.