Kamis 28 Nov 2019 17:09 WIB

Fasilitas Publik Surabaya Dilengkapi Alat Pacu Jantung

Penyediaan alat pacu jantung akan dilakukan di 16 titik di Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Alat pacu jantung ditaruh di tempat umum di Adelaide.
Foto: ABC
Alat pacu jantung ditaruh di tempat umum di Adelaide.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melengkapi berbagai fasilitas publik dengan alat pacu jantung atau AED (Automatic External Defibrilator). Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Hariyanto menyatakan, pemasangan AED difokuskan di fasilitas publik yang menjadi jujugan warga Kota Surabaya.

Sementara, pemasangan alat pacu jantung ini akan dilakukan di 16 titik. Yaitu Gedung Pemkot Surabaya lantai 1 dan lantai 6, balai kota lantai 2, Kantor Bappeko, Gedung DPRD Surabaya, Balai Pemuda, Gedung Nasional Indonesia, Tugu Pahlawan, dan Taman Bungkul. Selain itu, akan dipasang pula di Convention Hall, UPTSA Timur, Sentra Ikan Bulak, THP Kenjeran, serta Siola lantai 1, lantai 4, dan lantai 3.

“Pemasangannya sudah kami mulai sejak Senin lalu. Ini akan terus berlanjut hingga 16 titik selesai, karena sebelum dipasang, para petugas dan karyawannya diberi pelatihan untuk menggunakannya, sehingga memang butuh waktu,” kata Hariyanto di Surabaya, Kamis (28/11).

Hariyanto menambahkan, nantinya pemasangan alat ini akan dievaluasi dulu perkembangannya. Apabila memang sangat bermanfaat, bukan tidak mungkin alat ini akan terus ditambah di semua fasilitas publik di Kota Surabaya.

Hariyanto menjelaskan, alat pacu jantung adalah alat medis yang berfungsi untuk menstimulasi detak jantung pada seseorang yang mengalami gangguan jantung mendadak. Salah satu contohnya pada saat shock berat, kecelakaan, atau juga karena serangan jantung secara tiba-tiba.

“Jadi, alat ini sangat penting disediakan sebagai langkah preventif. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Alat ini akan menjadi pertolongan pertama bagi penderita serangan jantung. Ini demi menyelamatkan nyawa warga,” kata Hariyanto.

Menurut Hariyanto, alat ini bisa digunakan apabila sewaktu-waktu ada warga yang terkena serangan jantung mendadak. Alat ini juga bisa dioperasikan oleh penjaga atau karyawan kantor yang ada di suatu instansi. Sebab, sebelum instansi mereka dipasangi alat pacu ini, sudah diberikan pelatihan cara mengoperasionalkannya.

“Sembari meminta bantuan ambulans, orang yang terkena serangan jantung itu bisa ditolong dulu dengan alat ini. Karena apabila orang yang terkena serangan jantung itu tidak ditolong selama 10 menit, maka dia bisa meninggal, jadi ini sangat bermanfaat,” kata dia.

Muklis Rais, trainer alat pacu jantung menjelaskan langkah-langkah penggunaan alat tersebut. Langkah pertama, penderita yang mengalami serangan jantung harus dicek dulu kesadarannya. Di samping itu, yang lain juga harus memanggil bantuan lain atau menghubungi Command Center 112 sembari meminta bantuan mobil ambulans.

“Nah, ketika terkena serangan jantung mendadak lalu tidak ada napasnya, maka langsung dilakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya,” kata dia.

Langkah kedua, lanjut dia, ambillah alat AED Plus atau alat pacu jantung ini lalu buka baju korban, cukur bulu dadanya jika ada, dan keringkan keringatnya, lalu buka pad atau alat AED ini. Langkah ketiga, pasangkan pad sesuai petunjuk di atas dada korban. Langkah keempat, nyalakan AED, dan ikuti perintah alat itu.

“Salah satu perintahnya tidak boleh menyentuh korban dan ada pula perintah tekan tombol saat diminta,” kata dia.

Langkah kelima, lakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya lagi dan ikut semua perintah alat tersebut, hingga akhirnya datang bantuan. Langkah keenam, apabila korban sudah berhasil bernapas, maka pertahankan jalan napas dan baringkan pada posisi pemulihan.

“Jika ambulans sudah datang, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Alhamdulillah dengan bantuan alat ini sudah banyak yang selamat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement