REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 110 milenial siap dikerahkan untuk membentuk iklim bisnis dengan membangun perusahaan di desa tertinggal di Jawa Barat melalui program Patriot Desa. Mereka, akan disebar pada 50 desa di 34 kecamatan dari 10 kabupaten.
Pelepasan Patriot Desa, dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (28/11). Sebanyak 110 patriot desa tersebut, telah menjalani pelatihan selama 45 hari oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat agar memiliki keahlian memberdayakan masyarkat.
"Mereka adalah orang orang yang memiliki skill teknis, pintar, paham digital, ngerti ekonomi, punya semangat kejuangan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Menurut Emil, 110 millenial ini bakal ditempatkan di sejumlah desa tertinggal. Pemprov Jabar pun, akan mendukung penuh istrumen-instrumen yang dibutuhkan guna melahirkan gagasan. Karena, mereka akan ditempatkan di desa desa yang paling terbelakang di perbatasan dari yang terlihat tidak mungkin menjadi tidak mungkin. Emil, akan mendukung kalau ternyata misalnya butuh traktor atau instrumen instrumen untuk melahirkan gagasan itu akan mendukung lahir batin.
"Ujungnya adalah desa Jabar harus maju dan inilah contoh lahirnya anak-anak muda milenia yang patriot. Sementara yang lain masih aman di kota dengan zona nyamannya, mereka berkeringat panas panasan, nyari gagasan membawa perubahan," paparnya.
Pada dasarnya, kata dia, status Patriot Desa ini sebagai pemimpin yang membawa perubahan dengan laboratoriumnya adalah di desa. Mereka akan tinggal di desa selama satu tahun, di mana dari sekitar 3.000 pendaftar terpilih 110 terbaik setelah melewati berbagai proses termasuk karantina untuk dibekali kompetensi dan spirit kejuangan.
"Nanti tiap tahun kita tambahi sampai suatu hari di masa akhir kepemimpinan kami tidak ada desa yang tidak punya usaha bisnis yang membuat desa itu jadi maju sehingga tidak ada istilah lagi anak mudanya hijrah ke kota," katanya.
Emil berharap, suatu hari tidak ada lagi harapan dari anak-anak di desa untuk pindah ke kota untuk mencari perutungan. Karena, di desanya masing-masing memiliki perusahaan yang dapat memberdayakan masyarkat sekaligus menyokong program One Village One Company (OVOC).
"Nanti mereka berteman dengan anak anak desa sehingga anak-anak desanya berinteraksi dengan anak-anak hebat yang pinter ini untuk menjadi mentor," katanya.
Dengan kehadiran Patriot Desa, Emil optimistis, kemajuan desa akan sangat terlihat. Nantinya, tidak ada lagi desa yang tidak memiliki perusahaan.
"Menurut saya ini keren banget, kalau berhasil saya kira Indonesia bisa berubah," katanya.
Sementara menurut Kepala DPMD Jabar Dedi Sopandi, saat ini terdapat 746 dari 5.300 desa di Jabar yang belum memiliki perusahaan. Adapun 356 desa berstatus tertinggal sehingga dibutuhkan pasukan khusus seperti Patriot Desa untuk mengembangkan potensi ekonomi.
"Mereka akan diturunkan di desa yang sulit berkembang dan maju. Dari mulai menggali potensi sehingga membentuk Bumdes," kata Dedi.
Terkait OVOC, kata Dedi, sejak diluncurkan hingga saat ini program tersebut sudah melahirkan 596 BUMDes yang aktif kembali serta membentuk 272 BUMDes baru.
"Dengan memanfaatkan potensi desa, maka akan tersalurkan progres ekonomi. Karena tidak ada kemiskinan di desa, yang ada adalah kurangnya pemanfaatan potensi," katanya.
Sementara menurut mentor dalam program Patriot Desa Tri Mumpuni Wiyatno, tidak ada desa yang benar-benar miskin atau tertinggal di Jabar. Menurutnya, yang ada adalah desa kurang yang ekonominya kurang bergerak karena masyarakatnya belum mampu mengelola sumber daya di desa tersebut.
Tri mengatakan, 110 Patriot Desa yang dibekali kompetensi keteknisan, kompetensi kejuangan, kompetensi pembangunan berbasis masyarakat, serta kompetensi keikhlasan ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak majunya desa di Jabar.
"Mereka dikirim ke desa, beradaptasi, dan membaur dengan masyarakat desa. Pegang integritas, kompetensi kecerdasan, dan energi untuk membangun. Saya sebagai orang tua ideologis kalian berharap penuh pada kalian," ujar Tri.
Salah satu peserta Patriot Desa, Tatu Muzayyanah mengatakan, ia mengikuti program Patriot Desa memberi pengalaman berharga baginya. Tatu pun termotivasi menjadi individu yang bermanfaat bagi sesama.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Jabar. Lewat Patriot Desa, hari ini kami akan memulai babak baru keluar dari zona nyaman, menanggalkan seluruh fasilitas menuju jalan sunyi," katanya.
Menurutnya, ia mencoba membangun desa sesuai kebutuhan warganya. Sehingga Desa akan kembali menjadi ladang tempat menaruh harapan tentang kemajuan bangsa.