REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan daerah tersebut pada akhir November ini masuk dalam fase sangat rawan terjadi bencana banjir, longsor dan angin ribut.
"Prakiraan tingkat kemudahan terjadinya banjir, longsor dan angin ribut di wilayah Riau umumnya berada dalam kategori mudah sampai sangat mudah," kata Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis (28/11).
Ia mengemukakan, berdasarkan data BMKG, rata-rata intensitas hujan harian di Riau berkisar satu sampai 25 milimeter per hari. Seperti yang terpantau pada Rabu (27/11), intensitas hujan di daerah Pekanbaru mencapai 24,2 milimeter dan di Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan sampai 25,2 milimeter.
Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah milimeter (mm). Curah hujan satu milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter atau 1.000 ml.
Edwar mengatakan banjir kini melanda Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Banjir melanda tujuh Kecamatan dan 15 desa/kelurahan di daerah tesebut.
Dari tujuh kecamatan yang sedang ditangani, lanjutnya lima kecamatan kondisi banjir sudah mulai surut dan warga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. Ia menambahkan di Kecamatan Rambah Hilir masih ada satu desa yang terdampak, dan Kecamatan Bonai Darussalam yang masih dalam kondisi terparah dan sudah didirikan posko dan tenda pengungsian disana.
"Kondisi saat ini di Kecamatan Bonai Darussalam terparah, jalur akses ke desa terputus diakibatkan jalan raya penghubung antar desa terendam air di. Penanganan masuk hari kelima," katanya.