Selasa 26 Nov 2019 00:08 WIB

Kubu Bamsoet Sebut Ada Kader Partai Lain di Panitia Munas

Sejumlah mantan caleg non Golkar duduk di panitia munas.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO
Bambang Soesatyo (Bamsoet).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kubu pendukung calon ketua umum (caketum) Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai ada yang aneh dalam susunan kepanitiaan musyawarah nasional (munas) yang dibentuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pengurus Pleno DPP Partai Golkar Roi Lewar mengatakan ada sejumlah nama panitia munas yang diduga bukan kader Partai Golkar.

"Ada sekitar 300 lebih panitia pelaksana yang terus terang bagi kami memang nama-nama ini bagi kami asing, tidak ada dalam struktur partai, dan itu juga bukan kader," kata Roi dalam jumpa pers Senin (25/11).

Baca Juga

Roi menyebut salah satunya adalah Petrus Selestinus. Petrus diketahui merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) Partai Hanura.

“Petrus itu masuk di komite laporan pertanggung jawaban sebagai anggota. Yang kami tahu terakhir dia ini caleg Hanura. Artinya kami nggak tahu kapan dia masuk Golkar,” ujarnya.

Selain Petrus, salah satu tokoh lain yang juga disebut-sebut masuk jajaran panitia munas yang bukan kader Partai Golkar adalah Hamzah Sangaji. Hamzah Sangaji diketahui pernah mencalonkan diri sebagai caleg dari Perindo dapil Maluku.

“Di anggota komite organisasi yang namanya Hamzah Sangaji di pileg kemarin dia mencalonkan diri dari partai Perindo dapil Maluku, artinya sudah migrasi pindah partai dari golkar, tapi kemudian dipaksakan Airlangga masuk ke dalam munas,” kata Kader Golkar lainnya Edi Lanitaman.

Pengurus DPP Partai Golkar pendukung Bamsoet menggelar konferensi pers pada Senin (25/11). Jubir Bambang Soesatyo Viktus Murin menyampaikan sejumlah keganjilan pada panitia yang dibentuk Airlangga.

Keanehan tersebut salah satunya yakni sampai dengan hari ini tahapan proses pemilihan yang diawali dengan tahapan penjaringan justru belum berlangsung sama sekali. Padahal jadwal munas sudah mepet.

Selain itu, kubu Bamsoet juga melihat ada upaya tidak sehat dalam pembentukan panitia munas 2019. Para pengurus DPP, baik pengurus harian maupun pengurus pleno, yang dicurigai sebagai pendukung Bamsoet dicoret dari kepanitian munas. Setidaknya ada 90 nama yang dicoret dari kepanitiaan munas.

"Lebih aneh dan konyol, dalam komposisi kepengurusan panitia Munas tersebut, tertera pula nama-nama oknum non-Golkar yang sebelumnya diketahui bukan pengurus atau anggota Partai Golkar, dan bahkan yang sudah pindah atau migrasi ke partai politik lain," ungkapnya.

Viktus mengingatkan agar Airlangga dan loyalisnya yang telah mendominasi susunan panitia munas agar menjalankan tahapan pemilihan pimpinan partai sesuai perintah Bab XIV Pasal 50. Viktus menekankan apabila berbagai bentuk pelanggaran AD/ART serta ketentuan peraturan organisasi dan konvensi dalam hal tata kelola partai tetap dilakukan oleh kubu Airlangga Hartarto, maka pengurus DPP Partai Golkar pendukung Bamsoet siap menggelar munas yang menurutnya dianggap tidak menyalahi aturan.

"Kami pastikan bahwa pengurus DPP Partai Golkar yang berada di barisan pendukung Bamsoet, siap melaksanakan munas yang sesuai dan atau tidak bertentangan dengan AD/ART Partai Golkar," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement