Senin 25 Nov 2019 19:37 WIB

Lahan Persawahan di Lebak Masih Alami Kekeringan

Lahan sawah masih mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang.

Petani berjalan dipematang sawah tanaman padi yang dilanda kekeringan akibat kemarau di areal persawahan Kelurahan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/9/2019).
Foto: Antara/Jojon
Petani berjalan dipematang sawah tanaman padi yang dilanda kekeringan akibat kemarau di areal persawahan Kelurahan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Lahan persawahan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten belum mampu melaksanakan gerakan percepatan tanam padi. Saat ini, lahan sawah masih mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang.

"Meski selama sepekan terakhir ini terjadi curah hujan, namun intensitasnya relatif kecil dan tidak bisa memenuhi ketersediaan pasokan air," kata Yadi, seorang petani Desa Cikatapis Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, Senin (25/11).

Baca Juga

Menurut dia, para petani masih menganggur dan belum bisa melaksanakan percepatan tanam karena areal persawahan mengalami kekeringan. Bahkan, tambah Yadi, petak-petak sawah terlihat berbelah dan dibiarkan begitu saja tanpa dikelola oleh dinas pertanian pangan. "Kami berharap Desember 2019 curah hujan meningkat, sehingga bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Samian, seorang petani Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, menambahkan dirinya sejak enam bulan terakhir belum mengelola usaha pertanian pangan. Sebab, ujar dia, pasokan air dari Bendungan Cijoro tidak berfungsi untuk mengaliri areal persawahan.

Untuk mengatasi persoalan pengairan tersebut, saat ini sedang dilakukan pekerjaan normalisasi di Bendungan Cijoro. "Kami dan petani yang menggarap lahan pertanian padi sawah seluas 30 hektare masih menganggur dan belum melaksanakan tanam akibat kekeringan itu," katanya.

Melalui surat edaran, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengimbau kepada petani di 28 kecamatan agar tidak melakukan tanam padi selama periode ini. "Kami sekarang hanya melaksanakan pompanisasi untuk penyelamatan tanaman padi agar bisa menghasilkan pangan," katanya.

Ia mengajak selama musim kemarau sebaiknya petani mengganti pola tanam dari padi ke sayur mayur. Menurut Dede, pertanian sayuran sangat menguntungkan bagi petani, karena permintaan pasar cukup tinggi.

Selain itu, penanaman sayur mayur tidak menggunakan air yang banyak, seperti ketimun, kacang panjang, paria, dan terung. "Kami yakin pertanian sayuran dapat mendongkrak pendapatan ekonomi petani," ujar Dede.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement