Selasa 26 Nov 2019 02:00 WIB

Nelayan DIY akan Masuki Masa Panen Ikan

Datangnya masa panen ikan laut ini seiring dengan masa peralihan kemarau ke hujan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Aktivitas nelayan saat bongkar muat hasil tangkapan ikan laut. Ilustrasi.
Foto: EPA/Hotli Simanjuntak
Aktivitas nelayan saat bongkar muat hasil tangkapan ikan laut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta Bayu Mukti Sasongka mengatakan nelayan di daerah ini akan memasuki musim panen ikan laut. Datangnya masa panen ikan laut ini seiring dengan masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

"Banyak jenis ikan yang nantinya bisa ditangkap karena ini baru mau memasuki musim ikan," kata Bayu di Yogyakarta, Senin (25/11).

Baca Juga

Ia menjelaskan masa panen ikan di perairan Laut Selatan Yogyakarta biasanya terjadi mulai November dan puncaknya pada Desember. Puncak panen ditandai dengan semakin banyaknya ikan laut yang muncul di permukaan.

Beberapa jenis ikan laut yang diperkirakan jumlahnya mulai meningkat adalah tuna, tongkol, cakalang, hingga ikan lemadang. "Sedangkan ikan jenis layur hingga saat ini belum terlalu banyak, namun jumlahnya bisa bertambah pada Desember," kata dia.

Produksi ikan tangkap laut di DIY hingga semester pertama 2019 terealisasi mencapai 3.410 ton atau 55 persen dari target selama 2019 yang dicanangkan mencapai 6.199 ton ikan. Meski masih separuh dari target satu tahun, ia meyakini target akan terlampaui seiring dengan masa panen ikan yang akan mendorong peningkatan hasil tangkapan nelayan.

"Saat ini sekali melaut rata-rata untuk nelayan dengan kapal motor tempel membawa pulang satu kuintal ikan. Kalau nelayan di (pantai) Sadeng lebih banyak lagi bisa mencapai dua kuintal. Sedangkan nelayan dengan kapal inkamina (berukuran di atas 30 grosston) bisa mencapai 8-12 ton sekali melaut," kata Bayu.

Agar produktivitas tangkapan ikan semakin meningkat, ia berharap seluruh nelayan di daerah ini telah dibekali sertifikat yang menjamin kompetensi mereka dalam menangkap ikan saat melaut. Dengan memiliki sertifikat, nelayan dipastikan tidak lagi mencari namun telah mengetahui lokasi ikan serta teknik yang tepat untuk menangkap ikan dengan cepat.

Berdasarkan data DKP DIY, hingga 2018 jumlah nelayan yang tersebar di Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul mencapai lebih dari tiga ribu orang. Agar seluruh nelayan bisa meraih sertifikasi kompetensi, DKP bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggencarkan pelatihan teknik penangkapan ikan, pengoperasian kapal, navigasi, hingga tata cara pengelolaan ikan pascapenangkapan.

"Kami juga berharap nanti semua nelayan memiliki sertifikat basic safety training fisheries untuk keselamatan dasar para nelayan," kata Bayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement