Senin 25 Nov 2019 01:00 WIB

Gubernur Koster: Tetap Jaga Kerukunan di Bali

Bali memiliki sejarah panjang jika bicara soal toleransi.

Gubernur Bali I Wayan Koster (kiri) bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Gubernur Bali I Wayan Koster (kiri) bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Gubernur Bali Wayan Koster mengajak warga masyarakat di daerah itu untuk terus menjaga kerukunan dan persatuan, apapun agama atau latar belakangnya. Dengan begitu, Bali akan tetap menjadi pulau yang penuh toleransi.

"Kita di Bali punya sejarah yang panjang jika bicara toleransi, kerukunan antarumat beragama. Untuk itu, Bali harus tetap kita jaga sebagai pulau yang penuh toleransi dan berideologikan Pancasila," kata Koster saat menghadiri acara Milad Muhammadiyah ke-107 Tahun 2019 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Tabanan, Ahad.

Baca Juga

Dia menambahkan, meskipun Bali adalah pulau dengan mayoritas pemeluk Hindu, namun beragam orang dengan agama dan suku yang datang dan menetap, serta tetap jadi bagian warga masyarakat Pulau Dewata.

"Saya sekarang menjadi Gubernur Bali, gubernurnya masyarakat Bali yang majemuk dan beragam. Semuanya harus dilindungi, dinaungi dan jaga bersama, sesuai visi saya menjaga alam Bali beserta isinya. Tentu termasuk di dalamnya warga Bali," ujar mantan anggota DPR RI tiga periode ini.

Kerukunan dan keguyuban masyarakat Bali menurut Gubernur Koster, adalah modal utama bagi kawasan yang mengandalkan sektor pariwisata seperti Bali,

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof HM Din Syamsudin, memuji Gubernur Koster sebagai kepala daerah yang punya pandangan dan visi kebangsaan serta kenegaraan.

"Jarang sekali ada kepala daerah dengan wawasan kenegaraan seluas Pak Gubernur Bali. Bersyukurlah warga Bali sekalian," ucap mantan Ketua PP Muhammadiyah ini.

Din Syamsudin menyebut NKRI dengan ideologi Pancasila sudah jadi harga mati bagi organisasi sebesar Muhammadiyah. Para pendiri Muhammadiyah sudah mencanangkan Pancasila sebagai haluan, dan sepanjang sejarah 107 tahunnya warga Muhammadiyah sudah menunjukkan bagaimana kontribusi mereka.

Acara Milad tersebut dihadiri oleh perwakilan warga Muhammdiyah dari seluruh Bali. Nampak pula anggota DPD RI Dapil Bali H Bambang Santoso, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana serta Staf Ahli Bupati Tabanan Nyoman Sumartana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement