Senin 25 Nov 2019 05:00 WIB

Ribuan Pelajar Ikuti Angklung’s Day 2019 di Gedung Sate

Kegiatan ini untuk melestarikan angklung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
 Main angklung massal.     (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Main angklung massal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Daud Achmad membuka Angklung’s Day Tahun 2019 di Halaman Gedung Sate Kota Bandung, Ahad (24/11). Pembukaan tersebut, ditandai dengan menggetarkan angklung bersama para 6.000 pelajar TK-SMA dari 133 grup angklung se-Jabar.

Daud mengatakan, Angklung's Day dengan melibatkan para pelajar se-Jabar ini merupakan kegiatan positif untuk melestarikan angklung.

“Saya yakin mereka akan terpatri di hatinya bahwa angklung ini adalah betul-betul musik tradisional Indonesia khususnya musik tradisional yang berada di Jawa Barat,” ujar Daud.

Daud yakin, melalui momentum Angklung's Day kelestarian alat musik yang dibuat dari bambu ini bisa lestari bahkan berkembang tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Karena, angklung pun mampu memainkan nada-nada musik internasional seperti lagu dari daerah negara Afrika Selatan, Mexico, Jepang, Australia dan Brazil.

Selain itu, Daud juga meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar untuk lebih getol memperkenalkan angklung termasuk di tempat wisata.

“Saya yakin di unit-unit sekolah biasanya itu ada grup angklung, nah grup angklung ini harus kita rawat. Bagaimana cara merawatnya? Tampilkan mereka di hotel-hotel khususnya di hotel-hotel yang biasa menampung (khususnya) wisatawan mancanegara,” papar Daud.

Daud mengatakan, ia alami sendiri pada saat SMP, tampil bermain angklung merupakan kebanggaan bagi dia. "Buat anak-anak dan sampai saat ini pun saya apresiasi, saya menghormati angklung, dan ingin terus melestarikan,” katanya.

Adapun event Angklung’s Day ini digelar oleh KABUMI (Keluarga Besar Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia dan sudah dihelat selama sembilan tahun sejak angklung ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda atau World Intangible Heritage oleh UNESCO pada 2010.

Dalam acara tersebut, para peserta juga memainkan medley lagu daerah se-Nusantara mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, hingga Papua. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement