Senin 25 Nov 2019 03:40 WIB

Jabar Buat Pilot Project Pusat Distribusi untuk Jaga Inflasi

P3DP digagas untuk menjaga inflasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan sambutan pada malam Anugerah Syariah Republika 2019 di Hotel JW Mariott Jakarta, Selasa (19/11).
Foto: Republika/Putra M Akbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan sambutan pada malam Anugerah Syariah Republika 2019 di Hotel JW Mariott Jakarta, Selasa (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG---Bekerja sama dengan Bank Indonesia, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat membuat Pilot Project Pusat Distribusi Provinsi (P3DP) Jawa Barat. P3DP digagas untuk menjaga inflasi dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok masyarakat.

Menurut Gubernur Jabar, pihaknya terus berupaya menjaga inflasi daerah agar stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat terjaga. 

Baca Juga

“Kami tambahkan pusat distribusi bekerja sama dengan Bank Indonesia, supaya kita bisa menjaga inflasi. Karena kalau sudah inflasi, yang mahal harga dapur,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam acara Indag Berkibar: Pasar Rakyat Juara Jawa Barat 2019, Pilot Project Pusat Distribusi Jawa Barat, dan Jabar Otofest 2019 di Gedung Sate, Kota Bandung, akhir pekan ini.

Menurut Emil, ia ingin menjaga pusat distribusi ini. Salah satunya dengan mekanisme-mekanisme yang memastikan harga selalu terjangkau. "Kami monitor setiap hari, termasuk konsep resi gudang, konsep distribusi digital, dan lain-lain,” katanya.

Dengan P3DP, Emil berharap pertumbuhan, dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan serta tata ruang yang bekelanjutan dapat terwujud dengan cepat. Oleh karena ĺitu, peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah perlu ditingkatkan.

Emil juga mengatakan, pihaknya ingin mengubah persepsi masyarakat bahwa pasar rakyat bukan hanya pusat keramaian atau tempat jual-beli. Guna mewujudkan itu, Pemda Provinsi Jabar bersama Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) akan membuat konsep Pasar Juara Jawa Barat yang kreatif.

“Di pusat keramaian ini kita melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kebudayaan, kesenian, ada edukasi, literasi, sehingga suatu hari orang datang ke pasar tradisional itu orang tidak buru-buru justru bisa berlama-lama, karena fasilitas-fasilitasnya tidak hanya urusan jual-beli,” katanya.

Selain itu, Pemprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) akan melakukan revitalisasi dan pembangunan pasar rakyat. Tahun ini, Pemprov Jabar merevitalisasi tujuh pasar tradisional. 

Sementara itu, menurut Duta Pasar Rakyat Jabar Atalia Ridwan Kamil, bukan hal mudah untuk menggeliatkan kembali pasar rakyat di Jabar dan meningkatkan kunjungan masyarakat ke pasar.

“Tugas saya adalah mengembalikan masyarakat untuk mau datang kembali. Caranya dengan pemerintah melakukan revitalisasi dan sosialisasi,” katanya.

Setelah revitalisasi, kata dia, ada banyak hal yang bisa masyarakat lakukan di pasar tradisional. Salah satunya adalah proses tawar-menawar, termasuk interaksi antara pembeli dan pedagang.

“Oleh karenanya penting sekali untuk dilakukan inovasi dan kreativitas, supaya para pembeli mau datang,” kata Atalia.

Atalia mengatakan, pasar-pasar yang ada saat ini, seperti pasar yang becek, tidak nyaman, bau, banyak sampah, dan sebagainya. "Itu perlahan-lahan akan kita revitalisasi, kita berikan pembekalan, pengertian, dan kekuatan paguyuban pasar itu menjadi penting,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement