Senin 25 Nov 2019 03:10 WIB

Alquran Dibakar di Norwegia, PBNU Imbau Umat tak Terpancing

Umat Islam Indonesia diminta tak terpancing peristiwa pembakaran Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Membaca Alquran. Ilustrasi
Foto: Reuters
Membaca Alquran. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud meminta kepada umat Islam, khususnya di Indonesia agar tidak terpancing dengan pembakaran Alquran yang dilakukan dalam sebuah demonstrasi anti-Islam di Norwegia pada pekan lalu. 

"NU mengimbau umat Islam Indonesia tidak terpancing. Itu aja intinya. Jangan teepancing membuat kekerasan lainnya. Jangan sampai melakukan kekerasan," ujar Kiai Marsudi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (24/11).

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini mengatakan, jika pembakaran Alquran tersebut benar adanya, umat Islam Indonesia lebih baik menunggu dulu sikap muslim di Norwegia. Dia berharap, umat Islam sebagai penduduk mayoritas tetap menjaga kestabilan di Indonesia. 

"Jika itu benar, yang penting bangsa Indonesia tetap menjaga kestabilannya. Biar nanti urusan Norwegia ya Norwegia. Di negara sana kayak apa, umat Islam di sana kayak apa responnya, kita coba sambil menunggu. Gitu aja," ucapnya. 

Di samping itu, menurut dia, Duta Besar Norwegia harus memberikan penjelasan kepada umat Islam Indonesia terkait pembakaran Alquran tersebut, sehingga tidak menyulut amarah yang lebih luas. 

"Dubes Norwegia wajib memberikan penjelasan terkait itu. Harus dijelaskan," kata Kiai Marsudi. 

Sebelumnya, beredar sebuah video di media sosial yang menunjukan seorang pria non-Muslim membakar kitab Alquran di Norwegia. Dalam video itu, tampak seorang pemuda Muslim melompati pagar dan menendang orang yang melakukan pembakaran Alquran. 

Insiden itu pun mengundang kecaman, termasuk dari Pakistan. Bahkan, Pemerintah Pakistan memanggil duta besar Norwegia untuk menyampaikan kekecewaannya atas insiden pembakaran Alquran. Menurut Kiai Marsudi,  Pemerintah Indonesia juga harus segera memanggil Duta Besar Norwegia di Indonesia. 

"Coba Duta Besar Norwegianya suruh menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi," jelas Kiai Marsudi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement