Senin 25 Nov 2019 02:50 WIB

Rekonstruksi Palu Diklaim Lebih Baik dari Sebelum Bencana

Pembangunan Palu diawasi langsung pemerintah pusat.

Sejumlah pekerja melakukan pengeboran untuk mengetahui struktur lapisan tanah pemancangan tiang penyangga pembangunan kembali Jembatan Kuning Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (6/10/2019).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah pekerja melakukan pengeboran untuk mengetahui struktur lapisan tanah pemancangan tiang penyangga pembangunan kembali Jembatan Kuning Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (6/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jhon Wempi Wetipo mengatakan pembangunan kembali Kota Palu dan sekitarnya, akan membuat kondisi Kota Palu lebih baik dibanding sebelum bencana alam 28 September 2018.

"Kami targetkan seluruh program pemulihan dan rekonstruksi ini bisa selesai pada 2022," katanya usai peletakan batu pertama pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional dan non-nasional Sulteng dan tanggul Silebeta (Silae-Lere-Besusu-Talise) di Pantai Teluk Palu, Ahad (24/11).

Menurut dia, pembangunan kembali Kota Palu, Sigi dan Donggala yang terdampak paling parah oleh gempa, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 meliputi pembangunan jalan dan jembatan, tanggul pengaman Teluk Palu, pembangunan hunian tetap untuk ribuan kepala keluarga. Selain itu, penyediaan sarana air bersih, pembangunan kembali bendung dan jaringan irigasi gumbasa, tanggul-tanggul pengendalian banjir di Sigi serta jembatan kuning.

"Semua ini ditargetkan selesai 2022, tetapi ada beberapa hal yang mendesak seperti tanggul pengaman Teluk Palu dan hinian tetap, kami usahakan selesai pada 2020," katanya.

Jhon Wetipo menegaskan bahwa pengerjaan proyek-proyek tersebut akan diawasinya secara langsung sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono agar selesai tepat waktu sesuai target yang ditetapkan.

"Saya akan sering datang langsung untuk mengawasi langsung pekerjaan-pekerjaan di sini," ujarnya.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengemukakan bahwa sesuai kajian-kajian teknis dan ilmiah berbagai pihak, bencana alam yang menimpa Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, menimbulkan kerugian material senilai Rp 24 triliun dengan korban jiwa 4.845 orang, serta pengungsi 172.999 orang.

"Biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan dan membangun kembali daerah ini sekitar R p36 triliun," ujarnya.

Ia berterima kasih kepada Presiden Jokowi, Wapres dan kementerian/lembaga yang telah berupaya keras untuk membantu pemerintah daerah memulihkan situasi secar cepat sehingga masyarakat secara bertahap bisa kembali bangkit membangun kehidupannya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement