Ahad 24 Nov 2019 15:47 WIB

Sosialisasi Stunting di Bogor Belum Capai Sasaran

Kurangnya gizi mikro pada ibu hamil dan ASI ekslusif pada bayi penyebab stunting.

Upaya mencegah stunting (ilustrasi)
Foto: Kemenkominfo
Upaya mencegah stunting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wajah Wiwik (37 tahun) tampak kebingungan ketika mendengar istilah tersebut, yang disebutkan pewawancara berkaitan dengan stunting.

"Stunting? Apaan itu ya?" tanya Wiwik yang sedang hamil empat bulan. Sebagai pekerja pabrik garmen PT Trinunggal Komara yang sudah bekerja selama 19 tahun, ia tidak pernah mendengar istilah itu disampaikan saat sosialisasi kesehatan.

Tidak hanya karena sosialisasi yang sangat jarang kepada para pekerja pabrik, namun juga karena umumnya sosialisasi hanya mengundang beberapa orang perwakilan dari perusahaan. Tapi ia tetap bersikeras tidak pernah mendengar hal itu disampaikan oleh perwakilan pekerja. Wiwik bahkan tidak pernah mendengar mengenai hal itu ketika ke Puskesmas.

"Memang belum pernah ada undangan sosialisasi tentang itu (stunting). Kalau ada sosialisasi kan hasilnya pasti disampaikan ke semua karyawan," ucap Nurlia, salah satu pengurus serikat pekerja di pabrik tersebut.

Sementara itu Kepala HRD PT Trinunggal Komara Suspargio Hidayat mengakui sosialisasi kesehatan memang jarang dilakukan kepada seluruh pekerja. Biasanya dilakukan setahun sekali, itu pun hanya mengundang beberapa perwakilan. Sementara check up kesehatan rutin dilakukan oleh perusahaan.

"Harusnya dalam bulan ini Dinas Kesehatan datang untuk sosialisasi ke kami. Tapi diundur, kemungkinan jadi awal Desember," ungkap Suspargio.

Para pekerja pabrik di Kabupaten Bogor tersebut termasuk jarang mendapatkan sosialisasi kesehatan. Padahal wilayah ini termasuk yang memiliki prevalensi balita penderita stunting yang cukup tinggi. Tercatat hingga akhir 2018 lalu, sebanyak 32,9 persen atau 282.627 balita dari jumlah keseluruhan 859.501 balita di Kabupaten Bogor menderita stunting, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Kurangnya gizi mikro pada ibu hamil serta ASI ekslusif pada bayi menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. "Prinsipnya, setiap ibu hamil membutuhkan kalori dan gizi mikro lebih banyak, terutama zat besi," kata Ahli Gizi dr. Brian Sriprahastuti.

Ia menjelaskan, kurangnya asupan gizi selama ibu hamil, ibu hamil anemia, anak tidak mendapatkan ASI dan MP ASI, tidak mendapatkan pengasuhan yang tepat, dan sanitasi yang buruk semuanya secara bersama- sama menyebabkan seorang anak mengalami stunting.

Mengikuti stunting, hal hal yang dapat mencegahnya itu pun rupanya masih sangat awam di kalangan masyarakat. Seperti Wiwik dan juga Nurlia yang tidak pernah mendengar istilah itu sebelumnya.

Padahal, para pekerja pabrik ini rentan mengalami kekurangan gizi mikro, bahkan banyak juga yang tidak melaksanakan ASI eksklusif karena harus bekerja. Apalagi banyak dari mereka bekerja hampir setiap hari, sehingga tidak mendapatkan pemahaman mengenai stunting dari rukun warga atau Puskesmas setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement