REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan memberikan Dana Siap Pakai sesuai kebutuhan bagi daerah yang masih mengalami kekeringan.
Berdasarkan data Pusdalops BNPB, per hari Jumat (22/11), sejumlah daerah yang masih mengalami kekeringan sampai dengan bulan November 2019 adalah 99 desa di 21 kecamatan di Timor Timur Utara, 60 desa di 15 kecamatan di Alor, dan 27 desa delapan kecamatan di Flores Timur. Semuanya berada di Nusa Tenggara Timur.
Sementara di Jawa Tengah, tercatat 24 Desa di enam kecamatan Kabupaten Pati, dua Desa di Kabupaten Kendal, 25 Desa di delapan Kecamatan di Kabupaten Brebes.
Selain itu tercatat juga 12 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Jawa Barat dan tujuh Desa di tiga Kecamatan di Kabupaten Karangasem Bali.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo di Jakarta, Jumat mengatakan daerah Timor Timur Utara dan Alor di NTT memang menjadi daerah paling parah.
“BNPB mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan kaji cepat dan verifikasi permohonan DSP,” kata Agus.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten TTU mengirimkan surat permohonan bantuan DSP sebesar Rp 629.200.00 kepada BNPB untuk mengatasi bencana kekeringan.
Biasanya pada bulan November sudah turun hujan, namun sejak bulan Mei sampai dengan November baru turun hujan satu kali sehingga kondisi sangat kering.
“Selama ini BPBD melakukan dropping air bersih kepada penduduk. Pemda TTU sudah menghabiskan dana sekitar Rp100 juta untuk keperluan dropping air bersih dengan alokasi 10 tangki per desa di 20 desa yang mengalami kekeringan,” ucap dia.
TRC BNPB juga melakukan kaji cepat dan verifikasi permohonan DSP dari Kabupaten Alor sebesar Rp 925.000.000 untuk mengatasi kekeringan.
Selama ini BPBD Kabupaten Alor juga melakukan dropping air bersih ke penduduk dengan menggunakan dana APBD yang ada.
“Berdasar pantauan Pusdalops BNPBSolusi jangka pendek yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan melakukan distribusi air dan menggunakan dana dari APBD masing-masing. Jika masih kurang maka kami berikan DSP,” ucap dia.
Sedang untuk solusi jangka panjang BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah untuk melakukan penanaman pohon di daerah kritis dan daerah tangkapan air hujan dengan tanaman yang mempunyai potensi menyimpan air dalam tanah seperti beringin, trembesi, sukun, dan lain-lain.
“Selain itu, BNPB bersama dengan komunitas masyarakat berusaha untuk melakukan aksi penyelamatan mata air seperti membersihkan sungai,” ucap dia.