Kamis 21 Nov 2019 10:24 WIB

Suyatno: Riset tak Berdaya Saing Hanya Tumpukan Kertas

Perguruan tinggi harus memiliki produk hasil riset agar memiliki daya saing.

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Suyatno: Riset Tak Berdaya Saing Hanya Tumpukan Kertas
Suyatno: Riset Tak Berdaya Saing Hanya Tumpukan Kertas

METRO, Suara Muhammadiyah  – Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SNPPM) UM Metro hadirkan dua narasumber yang konsen di bidangnya. Acara bertempat di aula gedung Hubungan Internasional.

Keduanya ialah Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung sekaligus Bendahara Umum PP Muhammadiyah Suyatno dan Direktur Pascasarjana UM Metro Agus Sutanto. Acara seminar dimoderotori oleh Achyani, dosen dan wakil Direktur Pascasarjana UM Metro.

Dalam pemaparan materi, Suyatno menyinggung banyak hal tentang penelitian yang semestinya dilakukan di perguruan tinggi. Bahkan, menurutnya, jika perguruan tinggi memiliki produk yang bagus dari hasil riset, maka perguruan tinggi tersebut akan memiliki daya saing.

“Kalau kita melakukan riset berarti kita harus mengeluarkan produk berdaya saing, misal di Lampung ada kopi lampung, coba diriset, mampu tidak mengalahkan produk lain, kalo tidak berdaya saing berarti riset kita masih hanya tumpukan kertas,” ujarnya, Rabu (13/11).

Meski begitu, Prof Suyatno menyadari bahwa sampai saat ini budaya riset di perguruan tinggi masih rendah, lebih-lebih menurutnya, dunia industri dan perguruan tinggi belum jalan selaras. Maka, ia berpendapat bahwa kedua sektor ini harus menjalin kersama.

“Memang dibalik itu industri-industri kita belum meresap hasil penelitian perguruan tinggi, maka dari itu, industri dan perguruan tinggi harus bekerjasama. Sulit memang membangkitkan budaya penelitian, tapi kalau sudah terbiasa riset pasti akan enak, meneliti akan jadi hobi. Maka dari itu harus dibuat kebijakan untuk mendukungnya,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia juga menyoroti soal peran dosen di berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang dikaitkan dengan jargon “Muhammadiyah Organisasi Berkemajuan”. Menurut Prof. Suyatno arti berkemajuan ketika kita sudah mencintai ilmu.

“Di Muhammadiyah yang artinya berkemajuan adalah orang yang mampu memberi pencerahan, bagaimana bisa mencerahkan, berarti harus membekali diri dengan ilmu, jadi berkemajuan adalah orang yang mencintai ilmu, mencari ilmu dan mengamalkan ilmu. Bagaimana mau mencerahkan kalau tidak membekali diri dengan ilmu,” pungkasnya. (Nas/Riz)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement