REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Faisal Basri menilai penempatan Basuki Tjahaja Purnama menjadi direktur utama di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus ditemani dengan tim. Ahok jangan "dijerumuskan" sendirian di dalam sistem yang sudah berat.
"Orang hebat bisa jadi tersandera kalau sistemnya sudah berat. Jadi, jangan 'dijerumuskan' Ahok sendiri di satu tempat, harus ada tim," kata Faisal saat ditemui usai diskusi PAS FM di Jakarta, Rabu
Menurut Faisal, mantan Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok tersebut akan memiliki kinerja bagus jika didukung oleh tim jajaran direksi salah satu BUMN yang akan dijabatnya.
Faisal menilai Ahok tidak akan memiliki performa kinerja, jika terus diganjal dengan persoalan internal, seperti tidak adanya dukungan dari jajaran dalam. Oleh sebab itu, keberadaan Ahok dalam BUMN harus bersamaan dengan tim pendukungnya.
Ia juga berpendapat keberadaan Ahok bisa menjadi motor perubahan di tubuh BUMN yang dipimpinnya.
"Ahok itu bukan malaikat, tetapi roh Ahok bisa menjadi motor perubahan. Tapi itu juga tidak cukup, syarat perlunya harus dipenuhi," kata Faisal.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan akan secepatnya menetapkan posisi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau paling lambat awal Desember 2019.
"Segera mungkin, awal Desember," kata Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, menanggapi pertanyaan kapan posisi untuk Ahok ditetapkan.
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Ahok akan ditempatkan menjadi bos perusahaan minyak, PT Pertamina (Persero).
Namun, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak apabila Ahok masuk menjadi direksi atau komisaris Pertamina.
Presiden FSPPB Arie Gumilar menyoroti rekam jejak dan perilaku Ahok yang selalu membuat keributan dan kegaduhan dimana-mana dan bahkan seringkali berkata kotor.