Kamis 21 Nov 2019 06:31 WIB

Smata, Media Pembelajaran Penyandang Difabel Netra

Media pembelajaran masih minim bagi penyandang disabilitas.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
 Sejumlah kegiatan pemberdayaan pemuda yang dilakukan sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Dusun Pule, Desa Tegalrandu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Foto: Dokumen.
Sejumlah kegiatan pemberdayaan pemuda yang dilakukan sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Dusun Pule, Desa Tegalrandu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan media pembelajaran bagi penyandang difabel netra. Alat bernama Smata itu bahkan telah meraih emas di Pimnas 2019 di Bali.

Smata singkatan dari Smart Thematic Map. Tim PKM pembuatnya terdiri atas Roni Wijayanto (Pendidikan Geografi), Adesta Feby Putri Setiadi Pendidikan Sejarah dan Meilynda Apriyati (Pendidikan Luar Biasa).

Baca Juga

Roni mengatakan, pembuatan peta tematik itu bertujuan agar informasi publik dapat tersampaikan ke penyandang difabel netra. Ia menuturkan, Smata mengembangkan kemampuan berpikir spasial. "Sedangkan, aspek-aspek spasial yang dapat diketahui berupa lokasi satu daerah, jarak antar lokasi, orientasi dan rute perjalanan," kata Roni, Rabu (20/11).

Selama ini, ia melihat, media pembelajaran masih minim bagi penyandang disabilitas. Selain jumlahnya yang masih terbatas, media pembelajaran yang memfasilitasi dalam pengenalan literasi spasial masih jarang.

Itu pula yang menjadi dasar Smata ditekankan meningkatkan pengetahuan spasial lingkungan tempat tinggal penyandang disabilitas. Mereka akan memperoleh informasi publik yang dituangkan dalam bentuk peta tematik.

Sejauh ini, peta tematik baru mencakup Kota Yogyakarta dan Trans Jogja. Adesta menuturkan, pengembangan Smata sebagai media pembelajaran literasi spasial disabilitas yang terdiri dari empat kuadran.

"Kawasan Depok Kuadran I, Kawasan Kusumanegara Kuadran II, Kawasan Malioboro Kuadran III dan Kawasan Jombor Kuadran IV," ujar Adesta.

Fitria berharap, penelitian yang dilakukan tidak hanya berhenti sebatas kepada perolehan medali saja. Melainkan, terus berlanjut dikembangkan kepada penelitian-penelitian lain.

"Dari hasil penelitian kami diharapkan dapat dikembangkan secara luas

kepada bidang-bidang yang bersangkutan, terutama mata pelajaran IPS dan Geografi yang dihadapi peserta didik berkebutuhan khusus," kata Fitria.

Selain itu, Fitria ingin karya ini dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa di UNY untuk terus berkarya. Mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dari perkuliahan, mengabdikan diri untuk negeri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement