Rabu 20 Nov 2019 21:12 WIB

ISED: Transformasi Digital Belum Jangkau Daerah 3T

Terdapar variasi perkembangan ekonomi berbasis digital di Indonesia

Pemotongan tumpeng tanda syukur atas peresmian Institute for Social, Economic, and Digital (ISED) oleh Sri Adiningsih (founder) disaksikan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Wamen Kementrian Desa Budi Arie Setiadi, dan mantan Menkopolkam Widodo AS.
Foto: istimewa
Pemotongan tumpeng tanda syukur atas peresmian Institute for Social, Economic, and Digital (ISED) oleh Sri Adiningsih (founder) disaksikan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Wamen Kementrian Desa Budi Arie Setiadi, dan mantan Menkopolkam Widodo AS.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Transformasi digital idealnya terjadi tak hanya kota besar tetapi juga daerah. Demikian dikatakan ekonom Sri Adiningsih saat peresmian lembaga Institute for Social, Economic, and Digital (ISED), Rabu (20/11).

Acara peresmian juga ditandai dengan peluncuran buku Indonesia’s Digital Based Economic Transformation. “Indonesia itu luas, penduduknya juga lebih dari 250 juta. Masih banyak masyarakat di daerah yang masih tertinggal dalam hal kemajuan teknologi digital, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Transfromasi sementara baru terasa di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Itupun dalam skala yang berbeda,” kata Sri Adiningsih, yang juga founder ISED.

“Di sinilah mengapa kita (ISED) hadir bersama dengan anak-anak muda. ISED adalah socio-technopreuner yang bergerak dalam pengkajian, pemberdayaan, pelatihan, diskusi, edukasi, survei, diseminasi, dan kegiatan lainnya yang berfokus dalam bidang sosial, ekonomi dan digital untuk menjawab tantangan dan peluang yang muncul dalam era digital. Kita ingin membantu agar transformasi digital lebih cepat, lebih luas, dan lebih nendanglah dampaknya,” jelas mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden ini, di kantor ISED, Rabu (20/11).

Dia percaya, transformasi digital ini akan menjadi prioritas pemerintah lima tahun ke depan dan masih akan kerja keras mati-matian agar internet benar-benar bisa mentransformasi Indonesia.

“ISED hadir ikut membantu pemerintah. Kita akan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar masyarakat Indonesia bisa belajar dan memanfaatkan tranformasi digital dengan baik,” Sri Adiningsih dalam siaran persnya.

Sementara Direktur ISED Julie Trisnadewani mengatakan, dalam acara syukuran peresmian lembaga ini juga diluncurkan buku Indonesia’s Digital Based Economic Transformation sebagai respon atas perkembangan pesat ekonomi berbasis digital, baik di dunia maupun di Indonesia. 

Julie menjelaskan, perkembangan ini telah menimbulkan isu-isu penting, seperti ojek online versus ojek tradisional, online versus offline retail, on-demand services lainnya serta keamanan/privasi data pribadi. 

“Di buku ini ditulis bahwa terdapat variasi perkembangan ekonomi berbasis digital di Indonesia, misalnya, antara perkotaan dan perdesaan. Antara Jawa dan luar Jawa, serta wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Namun demikian di sisi lain, perkembangan ini telah menciptakan banyak lapangan kerja baru dan peluang usaha baru, sehingga ekonomi berbasis digital memiliki potensi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengurangan pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan. Tinggal bagaimana kesiapan pemerintah,” ujarnya. 

Hadir dalam kesempatan ini di antaranya Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Wamen Kementrian Desa Budi Arie Setiadi, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Widodo Muktiyo, Komisaris Utama Telkom Indonesia Rhenald Kasali, mantan Menkopolkam Widodo AS, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement