REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 11 petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelidiki kasus penemuan gajah sumatera yang ditemukan mati di konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi di Kabupaten Bengkalis, Riau.
Kepala Bidang KSDA Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Heru Sutmantoro di Pekanbaru, Selasa (19/11), mengatakan petugas yang berangkat terdiri dari enam orang dari tim dokter hewan dan sisanya dari Balai Penegakan Hukum KLHK Wilayah Sumatera. "Dari Gakkum LHK ada lima orang," tambah Heru Sutmantoro.
Ia menjelaskan tim medis terdiri dari dokter hewan dan pawang gajah. Mereka akan melakukan pemeriksaan bedah bangkai atau nekropsi. Tujuannya untuk melakukan identifikasi dan penyebab awal kematian.
Mengenai jenis kelamin gajah, perkiraan usia dan penyebab kematian, belum bisa dipastikan. "Hasil nekropsi kita masih menunggu tim di lapangan," ujarnya.
Sementara itu, petugas dari Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera turun untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait kematian satwa dilindungi tersebut.
BBKSDA Riau menyatakan mendapat informasi penemuan bangkai gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) tersebut dari pihak PT Arara Abadi Sinarmas Group pada tanggal 18 November 2019 pukul 11.45 WIB.
Lokasi penemuan bangkai satwa dilindungi itu berada di petak SBAD 401 B-01 Koordinat 1o74’- 101 o27’ 15, 23.5 m.258” di Distrik Duri II konsesi PT Arara Abadi, di Desa Tasik Serai Kecamatan Talang Muandau, Bengkalis.
Bangkai gajah pertama kali dilaporkan oleh pengawas tebang setelah ada informasi dari tenaga kerja tebang ada bau menyengat dan setelah dilakukan pengecekan ternyata ada bangkai gajah yang tergeletak.
Lokasi kematian gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) tersebut berada pada kantong gajah Giam Siak Kecil-Balai Raja yang berdasarkan hasil survey dan monitoring, jumlah populasi gajah liar saat ini diperkirakan 40 ekor.
Sebagian besar populasi berada di wilayah konsesi PT Arara Abadi yang merupakan hutan tanaman industri dengan jenis tanaman eucalyptus dan akasia.
Saat ini sebagian petak pada konsesi tersebut dilakukan kegiatan pemanenan (harvesting).
Sementara itu, Humas Arara Abdi Sinarmas Forestry Nurul Huda menyatakan belum bisa memberikan keterangan mengenai penemuan bangkai gajah tersebut. "Saya akan segera siapkan jawaban dari perusahaan," kata Nurul melalui pesan singkatnya.