REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, mengungkapkan, paham radikalis sudah ada di mana-mana. Radikalisme, kata dia, ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bahkan Polri.
"Jangankan BUMN, semuanya ada kok. Polisi saja ada kok soal polwan saya ngomong sama Polri. Namun, tebal tipis, sedikit banyaknya kan masih beda-beda, tapi sudah di mana saja. Artinya, tugas kitalah sekarang mereduksi itu," kata Suhardi di Kemenko Polhukam, Selasa (19/11).
Ia menjelaskan, BNPT sudah memberikan pemahaman terkait resonansi kebangsaan dan bahaya-bahaya serta pencegahan paham radikal kepada 184 CEO di BUMN. Itu dilakukan atas permintaan mantan menteri BUMN, Rini Soemarno.
"Jadi, ada treatment-treatment khusus ketika kita melihat ada anggota kita yang mungkin dalam tanda petik agak lain. Artinya, yang sekarang kita kerjakan bagaimana yang sudah ada dan bagaimana untuk rekrutmen ke depannya," katanya.
Suhardi menyambangi kantor Kemenko Polhukam pada Senin (18/11) sore. Ia mengatakan, kedatangannya itu untuk melaporkan situasi dan kondisi terkini kepada Menko Polhukam Mahfud MD. Upaya mereduksi radikalisme pun menjadi hal yang dilaporkan mepada mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.
"Semuanya, kita bagaimana proses mereduksi semuanya. Kemudian bagaimana kerja sama kemarin saya dipanggil Pak Wakil Presiden ke depannya kita akan mengoordinasikan semua kementerian dan lembaga untuk sama-sama berbuat dalam rangka mengurangi (radikalisme)," ujar dia.