REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Persyarikatan Muhammadiyah meluncurkan Muhammadiyah Online University (MOU) pada peringatan milad ke-107 di Yogyakarta, Senin (18/11). Peluncuran MOU merupakan salah satu upaya Muhammadiyah dalam memperkuat perannya di bidang pendidikan.
Milad Muhammadiyah tahun ini mengangkat tema "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa". Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan sekadar tema milad, tetapi juga komitmen yang bakal terus dipegang kuat dan dipersembahkan Muhammadiyah untuk Indonesia.
Haedar mengatakan, MOU merupakan bagian dari program pengembangan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Menurut dia, kehadiran MOU sebagai salah satu langkah antisipasi perkembangan revolusi industri 4.0 ke society 5.0. "Lewat MOU itu kita berharap ada proses adaptasi kita untuk maju ke era 4.0 sampai ke era 5.0," kata Haedar dalam resepsi milad Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (18/11).
Ia menambahkan, substansi sistem pembelajaran daring dan offline akan tetap sama. Muhammadiyah tetap menekankan pentingnya budi pekerti yang baik. "Muhammadiyah ingin menciptakan perubahan-perubahan yang tak hanya bertumpu kepada sistem, tetapi juga budaya atau tradisi yang manusia beradaptasi ke sana," kata Haedar.
Dalam pidato miladnya, Haedar berharap milad jadi momen bersyukur warga Muhammadiyah agar segala yang telah dilakukan mendapatkan ridha Allah SWT. "Muhammadiyah lewat Kiai Dahlan, Nyai Dahlan, dan generasi awal Muhammadiyah, 107 tahun lalu telah menorehkan tinta sejarah keumatan dan kebangsaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Haedar.
Bagi Haedar, Kiai Dahlan menjadi perintis dan pembaharu yang membawa rakyat Indonesia mampu menghadapi tantangan zaman. Ia menegaskan, usaha itu akan terus dibawa dan dikembangkan Muhammadiyah. "Bersama kita satukan semesta, Sang Surya suluh peradaban," ujar Haedar.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto menjelaskan, Muhammadiyah memiliki 164 perguruan tinggi yang 56 di antaranya universitas. Menghadapi era industri 4.0 yang salah satu kendaraan utamanya komunikasi digital, Muhammadiyah merasa perlu mengantisipasinya, termasuk kata Gunawan, dalam sistem pendidikan yang selama ini dimiliki.
Menurut dia, sebanyak 60-70 persen proses belajar dan mengajar bisa diganti melalui daring dengan kehadiran MOU. Keuntungan lainnya, pelayanan administrasi akademik, bahan bacaan dan perpustakaan bisa diakses selama 24 jam penuh. "Secara otomatis proses ini akan lebih banyak mendasar kepada seberapa tinggi tingkat kedewasaan mahasiswa," ujar Gunawan.
Melalui MOU, Muhammadiyah mempersiapkan satu sistem tersendiri yang bisa mencakup tidak cuma seluruh Indonesia. Tapi, juga sembilan pimpinan cabang istimewa Muhammadiyah di luar negeri. Nantinya, lanjut Gunawan, sekitar 60 persen proses pembelajaran bisa 60 persen dilakukan secara tatap muka dan 40 persen daring.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menghadiri resepsi milad Muhammadiyah, mengaku bisa merasakan dan melihat langsung semangat KH Ahmad Dahlan. Ia menilai semangat mencerdaskan kehidupan bangsa telah membawa angin perubahan.
Utamanya, kata Nadiem, bagi masyarakat Indonesia yang maju dan terdidik. Ia berpendapat, Muhammadiyah tidak cuma berkontribusi melalui pendidikan, tapi amal-amal usaha kesehatan dan sosial. "Muhammadiyah telah menunjukkan dengan tindakan nyata, berhasil menciptakan bakti sosial," kata Nadiem.
Ia pun memberikan apresiasi atas tingginya perhatian Muhammadiyah terhadap pendidikan anak usia dini. Apalagi, Nadiem merasa, banyak yang tidak memahami pentingnya PAUD.
Bagi Nadiem, pendidikan anak usia dini berperan sangat besar pada pendidikan karakter. Oleh karena itu, ia mengaku salut atas perjuangan yang tidak cuma dilakukan TK ABA, tapi amal-amal usaha Muhammadiyah lain. "Pendidikan karakter tidak bisa cuma diajarkan, harus dicontohkan dan dikerjakan," ujar Nadiem.
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, Muhammadiyah merupakan organisasi yang sudah lahir sebelum kemerdekaan. Sebab itu, ia melihat dharma bhakti Muhammadiyah bagi bangsa tidak ternilai.
Muhadjir berpesan agar Muhammadiyah tak kehilangan kepeloporannya. Ia berharap, Muhammadiyah harus terus tampil sebagai moderasi, jangkar, dan pemersatu. "Menjadi lem perekat yang merekatkan bangsa Indonesia," ujar Muhadjir.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi Muhammadiyah yang selalu hadir mendinginkan suasana. Bahkan, kata dia, Muhammadiyah mampu merajut tali-tali kebangsaan yang kerap mengalami tantangan perpecahan. "Berharap Muhammadiyah dapat terus mengembangkan peran-peran kebangsaan keumatan dan kemanusiaan," kata Sultan.
Resepsi milad Muhammadiyah dihadiri lebih dari 10 ribu orang. Selain peluncuran MOU, turut diluncurkan motif batik dan lagu Muktamar Muhammadiyah 2020. Uniknya, lirik lagu Muktamar Muhammadiyah itu diciptakan Haedar Nashir dan diaransemen oleh gitaris grup Sheila on 7, Erros Candra, yang turut hadir di milad. Milad digelar bersamaan dengan tasyakur 1 Abad TK ABA yang dimeriahkan penampilan sendratari anak-anak TK ABA.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini memberi penghargaan khusus kepada guru-guru dan pegiat TK ABA di seluruh Indonesia. Ia berpendapat, mereka menjadi bukti nyata semangat dari gerakan ‘Aisyiyah.
Noor merasa pendidikan anak usia dini memang sangat penting bagi masa depan. Karenanya, penting menanamkan amal saleh kepada anak-anak. "Ini supaya mereka tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua dan keluarga, tapi juga menjadi permata bagi generasi mendatang dan untuk kepentingan bangsa Indonesia," kata Noor. n wahyu suryana, ed: satria kartika yudha