Selasa 19 Nov 2019 05:29 WIB

Ini Kata Pakar Kesehatan Masyarakat Soal Bangkai Babi

Intinya jangan membuang bangkai babi atau ternak lain ke sungai atau tempat umum

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Bangkai babi (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Bangkai babi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan bangkai babi yang dibuang di sungai, danau dan jalanan sangat meresahkan masyarakat Medan, Sumatra Utara. Mereka khawatir bangkai-bangkai tersebut dapat menyebarkan virus-virus penyakit kepada hewan lainnya bahkan kepada manusia.

Pakar Kesehatan Masyarakat Veternier FKH IPB Denny W Lukman meminta para pelaku peternakan agar tidak melakukan pembuangan bangkai hewan ternaknya di sungai maupun di jalan. Akan lebih baik menurutnya, bila hewan yang mati tersebut dikubur. “Bila perlu, konsultasikan dulu ke dokter hewan untuk diketahui penyakitnya,” kata Denny dalam sambungan telepon dengan Republika.co.id, belum lama ini.

Baca Juga

Jangan sampai kata dia, seperti yang terjadi di Medan Sumatera Utara. Banyak bangkai babi ditemukan mengambang di sungai dan danau,  bahkan diketahui terinfeksi vitus kolera.

“Intinya jangan membuang bangkai ternak kita ke sungai atau tempat umum karena itu akan mencemari lingkungan yang dapat berbahaya pada hewan lain atau manusia. Semoga kita peduli terhadap lingkungan dan menyayangi ternak-ternak kita,” kata Denny.

Denny menjelaskan, bukan saja babi namun hewan mati lainnya yang dibuang di sungai atau tempat umum apalagi mati disebabkan oleh kuman penyakit, maka dapat menularkan dan menyebarkan penyakit tersebut kepada hewan lain. “Bahkan kita tahu pada beberapa penyakit hewan dapat menularkan kuman penyakit kepada manusia, jadi masalah pembuangan babi di sungai itu bukan saja pencemaran lingkungan tapi juga berimbas pada kesehatan hewan lain maupun kepada kesehatan manusia itu sendiri. Itu yang paling berbahaya,” terangnya.

Memang lanjut Denny, virus yang ditemukan pada babi-babi tersebut adalah virus kolera yang tidak bisa menular pada manusia. Namun tetap saja, karena dibuang sembarangan sehingga mencemari air di sungai maupun di danau.

“Kuman (kolera) tidak bisa menular pada manusia tapi airnya tercemar dan tidak layak untuk diminum, itu yang saya takutkan. Kalau airnya nanti diminum babi juga maka babi akan terkena juga (virus kolera),” ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement