REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan penggusuran warga di kawasan Sunter Agung Perkasa VIII sudah sepengetahuan warga. Bahkan telah dilakukan komunikasi dua bulan lebih dengan warga dan sebagian proses pembongkaran dilakukan sendiri oleh warga gusuran.
Untuk lokasi sementara warga yang digusur, ia sempat menawarkan rumah susun Marunda. Namun tidak ada yang mau mendaftar karena sebagian besar tempat usaha mereka di sana.
"Mereka pada umumnya kembali ke tempat tinggal. Ada yang di penggilingan, di daerah kebon bawang, dan ada yang di Tanah Abang. Jadi, memang bukan tempat tinggal di sana (Sunter), hanya sebagai ruang usaha," terangnya.
Sebelumnya warga Sunter Agung Perkasa yang menjadi korban penggusuran memprotes pembongkaran rumah tinggal yang telah mereka diami selama berpuluh tahun. Puluhan warga yang tergusur menuntut Gubernur Anies menempati janjinya yang mengatakan tidak akan menggusur.
Mereka beralasan sebagian besar warga di lokasi penggusuran merupakan pendukung Anies saat Pilkada DKI 2017 lalu. "Kami semua pendukung Anies, tapi kenapa digusur, katanya dulu tidak ada penggusuran saat kampanye" kata salah seorang warga, Subaidah.
Subaidah mengatakan hampir semua warga Madura yang bermukim di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII mendukung Anies saat Pilkada lalu. Namun, janji tidak ada penggusuran tidak ditepati.
"Usai kami digusur, sampai sekarang juga tidak dikunjungi," ujar Subaidah.
Menanggapi hal tersebut, Sigit membantahnya. "Cek aja, di Daftar Pemilih Sementara (DPS) maupun Daftar Pemilih Tetap (DPT), mereka ada enggak? Orang ikut pemilu aja enggak kok," kata Sigit kepada wartawan, Senin (18/11).