Senin 18 Nov 2019 16:16 WIB

Munas Golkar: Klaim Bamsoet Vs Klaim Airlangga

Munas Golkar akan digelar pada Desember 2019.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Nawir Arsyad Akbar

Persiangan menuju kursi nomor satu Partai Golkar semakin memanas jelang Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember mendatang. Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengklaim bahwa dirinya telah didukung oleh 367 suara DPD.

Baca Juga

"Dukungan DPD alhamdulillah sudah lebih dari 367 yang memiliki suara di daerah, ya kita lhiat nanti perkembangan selanjutnya," ujar Bamsoet di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/11).

Dukungan yang diperolehnya disebutnya sebagai suara yang ingin perubahan dalam Partai Golkar. Sebab, suara DPD II disebutnya tak terwakili oleh DPD I dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas).

"Kami meyakini desakan agar ada perubahan di Partai Golkar cukup keras, karena mereka juga berharap ada kemajuan dari Partai Golkar di 2024," ujar Bamsoet.

Meski sudah didukung oleh ratusan pemilik suara, Bamsoet mengaku belum memutuskan untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Ketua MPR itu juga mengaku tidak dalam posisi mendukung atau menolak aklamasi yang diwacanakan oleh kubu Airlangga Hartarto.

"Soal maju tidak maju ya tunggu saja, sabar aja kenapa sih. Belanda masih jauh," ujar Bamsoet.

Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga menegaskan, pemilihan ketum Golkar dalam munas mendatang tidak akan berjalan aklamasi sesuai keinginan Airlangga Hartarto. Ia bahkan berani mengklaim, saat ini Bambang Soesatyo telah mengantongi dukungan suara sebanyak 383 dari 559 suara dalam Munas.

"Bahkan, kalau kami peras lagi buang 50 kalau kemungkinan ada margin of error, kami masih optimis memenangkan 333 suara pemilih," tegas Andi.

Andi mengaku kubu Bamsoet juga memantau hasil perhitungan yang dilakukan kubu pejawat, Airlangga Hartarto. Dari 34 DPD I Partai Golkar yang menyatakan mendukung Airlangga saat Rapimnas Partai Golkar kemarin malam, ada 7 DPD I yang tidak secara tegas mendukung Airlangga.

"Versi kubu Airlangga mencatat ada 29 DPD I yang mendukung Ketum inkumben. Sedangkan sisanya disebut meminta membuka ruang terhadap adanya calon Ketum yang lain. Hal ini menunjukan bahwa para pengurus Partai Golkar tidak semuanya mendukung Airlangga," ungkapnya.

photo
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kiri) bersama Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kiri) dan sejumlah pejabat tinggi Partai Golkar menghadiri Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Airlangga inginkan musyawarah mufakat

Saat Partai Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (14/11) pekan lalu, dalam sambutannya, di hadapan Bamsoet, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sempat menyinggung soal kabar yang menyebut adanya kesepakatan antara dirinya dan Bamsoet.

"Ketua MPR yang saya hormati, yang saya sama Pak Bambang ini ada kesepakatan," kata Airlangga diikuti sorakan dari para kader Partai Golkar yang hadir di Rapimnas tersebut.

Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut apa isi kesepakatan keduanya. Ia menuturkan bahwa kesepakatan itu hanyalah dirinya, Bamsoet, dan Allah SWT yang tahu.

Airlangga berharap agar munas yang akan dilaksanakan Desember mendatang mengedepankan asas musyawarah.  "Besar harapan saya bahwa dalam munas asas yang dikedepankan adalah tentu demokratis dengan musyawarah mufakat," kata Airlangga dalam sambutannya.

Airlangga menambahkan, asas tersebut senada dengan apa yang kini diupayakan Ketua MPR Bambang Soesatyo, yaitu mengedepankan semangat musyawarah. Seain itu, ia bertekad agar di dalam munas nanti berlangsung dalam suasana hangat, menggembirakan, dan penuh persahabatan.

 

"Kita bertekad masa lalu sudah lewat, tidak ada lagi masanya untuk kita saling pecah, ataupun saling sikut," tuturnya.

Sebagai salah satu calon ketum Golkar, Airlangga diklaim telah mendapatkan dukungan dari mayoritas DPD I.

"Mayoritas berpandangan Airlangga Hartarto telah berhasil membawa Partai Golkar menjadi pemenang kedua dalam Pemilu 2019 dan menghantarkan pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019," ujar Wakil Korbid Penggalangan Khusus DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (15/11).

Ace menyebut, tak ada satupun DPD yang mencalonkan nama lain selain Airlangga. Meskipun, terdapat sejumlah DPD yang menginginkan agar kader lain diberi kesempatan untuk masuk sebagai caketum Golkar.

"Dengan demikian, dukungan terhadap Airlangga Hartarto ini semakin memperkuat terpilihnya kembali sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ace.

Airlangga sendiri diklaim telah didukung oleh 29 DPD I Golkar. Dukungan itu disampaikan oleh Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, NTT, Sumut, Riau, Kaltim, dan Lampung.

Serta, Kalimantan Barat, Gorontalo, DKI Jakarta, Bengkulu, Jawa Timur, Sumsel, Yogyakarta, Sulbar, dan Banten. Ditambah, Sulteng, Kalteng, Jateng, NTB, Kaltara, Sulsel, Papua, Maluku, Malut, Babel, dan Jambi.

Dukungan serupa, lanjut Ace, juga disampaikan oleh organisasi sayap, KPPG dan AMPG, serta organisasi pendiri dan didirikan Partai Golkar seperti Kosgoro 1957, MKGR, HWK, AMPI, dan Pengajian AlHidayah.

"Aspirasi ini tergambar secara jelas dan tegas disampaikan para Ketua DPD Golkar dalam pandangan umumnya di acara Rapimnas," ujar Ace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement