REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhammadiyah ingin melebarkan sayap amal usaha ke mancanegera. Ekspansi perguruan tinggi ke luar negeri menjadi salah satu fokus Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, Muhammadiyah dalam waktu dekat akan mengoperasikan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di tingkat internasional, yaitu di Australia dan Malaysia. “Kita sudah beli tanah di Australia untuk pendidikan, sekarang tinggal proses perizinan. Kalau di Malaysia, sudah ada perguruan tingginya,” kata Anwar Abbas kepada Republika, Ahad (17/11).
Anwar mengatakan, Muhammadiyah memiliki dua fokus pergerakan sejak didirikan pada 1912 hingga saat ini. Kedua fokus pergerakan itu adalah pendidikan dan pelayanan sosial. Ia pun sangat bersyukur karena Muhammadiyah lekat dengan sektor pendidikan dan pelayanan sosialnya. "Kita terus bergerak pada kebaikan,” kata Anwar.
Anwar menjelaskan, Muhammadiyah telah mendirikan banyak lembaga pendidikan formal. Di sektor pendidikan formal, misalnya, Muhammadiyah telah mendirikan sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi.
Di lingkup pelayanan sosial, Muhammadiyah telah mengembangkan sejumlah rumah sakit. Anwar mengatakan, Muhammadiyah terus berkembang sebagaimana tuntutan zaman dan umat. Hal itu sejalan dengan semangat pembaruan Islam yang progresif dan terus mengajak umatnya agar maju.
Ia menceritakan, Muhammadiyah pada muktamar terakhir yang digelar di Makassar juga bertekad mengembangkan ekonomi dan bisnis yang lebih ekspansif. Saat ini, kata dia, Muhammadiyah telah memiliki saham di sejumlah bank syariah.
Menurut dia, hal itu merupakan salah satu jejak pergerakan Muhammadiyah di bidang ekonomi. “Kami punya saham kecil di Bank Syariah Bukopin dan BPRS,” ujarnya.
Kemarin, PP Muhammadiyah pun melakukan peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM Tower) yang berlokasi di belakang Graha Suara Muhammadiyah. Pembangunan Menara SM tersebut menjadi salah satu perwujudan Muhammadiyah untuk memperkuat amal usahanya.
Peletakan batu pertama Menara SM itu dibarengi peluncuran 48 produk Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang akan berlangsung di Surakarta pada 2020. Selain itu, dilakukan peluncuran SM Logistics dan dibukanya Muhammadiyah Expo.
Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asy'ari mengatakan, Suara Muhammadiyah tahun ini genap berusia 104 tahun. Ia merasa usia itu sangat panjang bagi sebuah media cetak yang hingga kini masih menebarkan dakwahnya.
"Wajar rasanya jika beberapa tahun terakhir Suara Muhammadiyah terus memperoleh penghargaan demi penghargaan," kata Deny saat acara peletakan batu pertama pembangunan Menara SM, Ahad (17/11).
Deni mengatakan, salah satu usaha mempertahankan SM dilakukan dengan terus memperbanyak dan memperluas kantong-kantong bisnis. Bertepatan dengan pembangunan Menara SM, mereka meluncurkan 10 bisnis.
"Menara SM atau SM Tower turut hadir untuk itu sebagai suatu bagian konsolidasi ekonomi persyarikatan, yang keberadaannya diharapkan menjadi kebanggaan dan simbol kemandirian ekonomi persyarikatan," ujar Deni.
Menara SM akan dibangun di atas tanah seluas 1.100 meter persegi. Rencananya, Menara SM akan memiliki 90-100 kamar, lengkap dengan fasilitas ruang rapat berkapasitas 600-800 orang.
Peletakan Batu Pertama Menara SM. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan sebelum peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, Ahad (17/11).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, umat Islam masih lemah di bidang ekonomi. Oleh karena itu, Haedar berharap, Suara Muhammadiyah yang kini masuk ke ranah ekonomi dapat menjadi teladan seluruh warga persyarikatan. "Suara Muhammadiyah hari ini sedang bertumbuh dan menjadi contoh amal-amal usaha lain," kata Haedar.
Pada acara peletakan batu pertama Menara SM, turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara media Suara Muhammadiyah dengan Republika Online. Penandatanganan MoU menjadi momentum dimulainya kerja sama pemberitaan kedua media.
MoU ditandatangani Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asy'ari, Direktur TVMU Brillianto K Satria Jaya, dan Direktur Operasional Republika Media Mandiri Arys Hilman Nugraha. n imas damayanti/wahyu suryana, ed: satria kartika yudha