Senin 18 Nov 2019 07:48 WIB

Muhammadiyah Ingin Indonesia Jadi Bangsa Unggul

Indonesia miliki satu tujuan terbentuknya pemerintahan, cerdaskan kehidupan bangsa.

Peletakan Batu Pertama Menara SM. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan sebelum peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, Ahad (17/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Peletakan Batu Pertama Menara SM. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan sebelum peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, Ahad (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Persyarikatan Muhammadiyah tepat berusia 107 tahun pada Senin (18/11) ini. Tema milad "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" dipilih sebagai cambuk semangat untuk terus meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dari konteks kebangsaan, tema itu memiliki makna bahwa Indonesia harus terus melaju. Utamanya, kata dia, dalam mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.

Secara konstitusional, kata dia, Indonesia memiliki satu tujuan terbentuknya pemerintahan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain kewajiban pemerintah, peran masyarakat juga dibutuhkan untuk memajukan sumber daya manusia (SDM).

"Muhammadiyah ingin mewujudkan cita-cita konstitusional RI itu untuk membentuk, menjadikan, dan mendorong Indonesia menjadi bangsa yang cerdas, menguasai ilmu pengetahuan, dan jadi bangsa unggul," kata Haedar kepada Republika, Ahad (17/11).

Ketua Umum PP Nasyiatul ‘Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan, tema milad sesuai dengan visi Muhammadiyah sebagai ormas Islam yang berfokus membentuk masyarakat madani. “Muhammadiyah memiliki visi membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan semangat surah al-Ma'un, di mana proses interaksi sosial adalah salah satu perwujudan tauhid,” kata Diyah. Ahad (17/11).

Menurut Diyah, Muhammadiyah sejak berdiri pada 1912 telah membangun pendidikan bagi rakyat Indonesia. Muhammadiyah membangun sekolah untuk kaum pribumi agar tetap dapat kesempatan belajar. KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah, merupakan salah satu tokoh yang berjasa bagi pendidikan di Indonesia.

Muhammadiyah hingga saat ini memiliki 176 perguruan tinggi, 35 ribu sekolah dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/K, dan 20 ribu Taman Kanak-Kanak Bustanul Athfal. “Bagi Muhammadiyah, capaian tertinggi bukan pada hitungan kuantitas, tetapi ketika berhasil mencerdaskan dan menciptakan masyarakat yang berkualitas,” kata Diyah.

Ia mengatakan, Muhammadiyah tak hanya berfokus dalam bidang pendidikan. Muhammadiyah turut mendukung pengembangan kesehatan bangsa dengan membangun lebih dari 300 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain rumah sakit, Muhammadiyah membangun panti asuhan, lembaga bantuan hukum, dan layanan jasa lainnya. “Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan," katanya.

Diyah menambahkan, Muhammadiyah, di usianya yang ke-107 tahun, akan terus berupaya menciptakan program yang lebih baik agar ada lebih banyak masyarakat dan generasi muda yang tecerdaskan dan terbantu kehidupannya. Menurut dia, ada satu harapan besar Muhammadiyah, yaitu masyarakat Indonesia dan dunia bisa merasakan kehadiran dan kontribusi Muhammadiyah dalam berbagai sendi kehidupan.

Peringatan milad ke-107 tahun Muhammadiyah dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ada empat acara inti yang dimulai dari Tasyakur 1 Abad TK ABA, Muhammadiyah Award, pidato milad ketua umum, dan peluncuran lagu Muktamar Muhammadiyah.

photo
Kader-kader Muhammadiyah (ilustrasi).

Sekretaris panitia pelaksana peringatan milad Muhammadiyah Ratih Herningtyas mengatakan, resepsi milad dilaksanakan terpusat di Sportorium UMY. Resepsi digelar sejak pukul 18.00 WIB hingga selesai.

Dia menekankan, pada milad ke-107 tahun ini, seluruh warga Muhammadiyah diharapkan dapat terus rendah hati dan bermuhasabah atas segala kekurangan dan kelemahan. Dia juga berharap di usia yang lebih dari seabad ini, Muhammadiyah dapat menunjukkan perubahan yang transformatif dan semakin baik. "Agar geraknya melampaui yang lain dalam spirit fastabiqul khairat," kata Ratih.

Ratih menambahkan, Muhammadiyah harus terus menjadi pusat keunggulan di bidang pemikiran dan amal usaha yang selama ini selalu menjadi fokus Muhammadiyah dalam mengembangkan masyarakat. “Sehingga menjadi kekuatan alternatif di tengah-tengah persaingan ketat dalam dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global,” kata dia.

Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto mengatakan, sejumlah tokoh mengonfirmasi bakal hadir di peringatan milad Muhammadiyah. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Kapolri Jenderal Idham Aziz, Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy, Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pertahanan (2009-2014) Ryamizard Ryacudu, dan Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari.

Sejumlah acara digelar menjelang perayaan milad Muhammadiyah. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), misalnya, menggelar sepeda sehat keliling Kota Purwokerto, Sabtu (16/11). Acara gowes yang dimulai dari halaman gedung Rektorat UMP ini dihadiri Dandim 0701 Banyumas Letkol Inf Chandra, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng Tafsir, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas Ibnu Hasan, serta pengurus pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah dari seluruh eks Karesidenan Banyumas raya.

Rektor UMP Anjar Nugroho mengatakan, Muhammadiyah sejak awal berdiri hingga saat ini tetap berkomitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. ''Melalui berbagai amal usahanya, Muhammadiyah sudah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat,'' katanya.

Muhammadiyah, kata Anjar Nugroho, memiliki berbagai amal usaha, mulai dari lembaga pendidikan tingkat SD hingga perguruan tinggi, panti asuhan, klinik, dan rumah sakit. ''Mari kita tunjukkan, dalam usianya yang ke-107 tahun, Muhammadiyah tidak akan berhenti memberi manfaat bagi masyarakat,'' katanya.

Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan UMP selama ini. ''Melalui UMP, mari kita tunjukkan bagaimana Muhammadiyah membangun, mencerdaskan, dan mencerahkan bangsa,'' katanya. n wahyu suryana/dea alvi soraya/eko widiyatno, ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement