Ahad 17 Nov 2019 16:35 WIB

Ganjar Imbau Masyarakat Lereng Merapi Tetap Tenang

Masyarakat lereng Merapi diminta selalu waspada dengan kondisi gunung.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (17/11/2019).
Foto: Antara/Rudi
Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (17/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat di lereng Merapi tetap tenang namun juga selalu waspada. Imbauan ini disampaikan menyusul terjadinya letusan gunung Marapi, di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Ahad (17/11) sekitar pukul 10.46 WIB.

"Yang terpenting, masyarakat juga mengikuti petunjuk dan arahan dari pemerintah daerah masing-masing," katanya, menanggapi terjadinya letusan Gunung Merapi, di Semarang.

Baca Juga

Menurut Gubernur, letusan Gunung Merapi mengakibatkan kolom letusan setinggi 1.000 meter dari puncak.  Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, letusan merapi hari ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 77 mm dan durasi selama 155 detik.

Asap kolom letusan Merapi berwarna kelabu dan mengarah ke arah barat, hingga mengakibatkan hujan abu di dua desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Masing- masing Desa Sumber dan Desa Keningar.

Gubernur mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Dirinya meminta agar masyarakat selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh pemerintah setempat.

"BPBD kami minta siaga. Sebenarnya sudah sejak beberapa waktu lalu dilakukan pengawasan. Sudah dipantau terus aktivitasnya," jelasnya.

Gubernur juga memerintahkan agar para relawan tanggap bencana serta kelompok- kelompok masyarakat peduli bencana untuk terus bergerak melakukan sosialisasi. Masyarakat harus terus diedukasi mengenai pengurangan risiko bencana sambil tetap memantau perkembangan aktivitas gunung Merapi.

Sehingga jika nanti aktivitas gunung Merapi cenderung meningkat, masyarakat sigap segera mengungsi. "Keselamatan dan langkah langkah meminimalisir korban jiwa yang paling utama," tegas Ganjar.

Di lain pihak, Gubernur juga menyampaikan, meletusnya gunung Merapi memang bertepatan dengan dihelatnya Borobudur Marathon 2019. Meski dikabarkan asap mengarah ke Kabupaten Magelang, namun letusan Gunung Merapi tidak mengganggu hajat tahunan tersebut.

"Tidak mengganggu sama sekali, tapi saya merasa suasana agak panas. Entah karena cuaca atau karena Merapi," tambah Ganjar.

Meski begitu, perhelatan Borobudur Marathon lanjut Ganjar berjalan sukses dan lancar. "Dari awal sampai akhir Borobudur Marathon, tidak tergganggu hujan abu atau apapun," tandasnya.

Status gunung Merapi sampai saat ini berada di level II atau waspada. Beberapa waktu sebelumnya, Merapi beberapa kali meletus dan mengeluarkan asap tebal.

Letusan sebelumnya terjadi Senin (14/10) lalu dengan kolom asap setinggi 3.000 meter dari puncak. Setelah itu, Merapi kembali mengalami letusan pada November dengan kolom asap setinggi 1.500 meter dari puncak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement