Ahad 17 Nov 2019 14:01 WIB

Kesehatan Pelukis Jeihan Terus Memburuk

Keluarga pelukis Jeihan sudah pasrah menghadapi kanker getah bening sang maestro.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Maestro lukis Jeihan Sukmantoro melukiskan puisinya pada pembukaan pameran lukisan dan puisi
Maestro lukis Jeihan Sukmantoro melukiskan puisinya pada pembukaan pameran lukisan dan puisi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi kesehatan pelukis Indonesia, Jeihan Sukmantoro, dikabarkan semakin memburuk akibat sakit kanker getah bening yang dideritanya. Setelah dirawat di Rumah Sakit Borromeus, Kota Bandung, ia telah dibawa ke kediamannya.

Saat dikonfirmasi, putra pertama Jeihan, Atasi Amin mengungkapkan jika ayahnya dalam kondisi yang kurang baik. Bahkan cenderung memburuk.

Baca Juga

Sempat dirawat dua pekan di Rumah Sakit Borromeus, katanya yang bersangkutan sudah dibawa pulang ke rumah.

"Ya masih gitu saja, masih kurang baik. Kita keluarga tinggal menunggu saja," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad (17/11). Sejak Juli, ia mengungkapkan ayahnya sudah keluar masuk rumah sakit.

"Sebenarnya keluar masuk rumah sakit sejak 5 bulan. Awal Juli sampai sekarang. Terakhir dua minggu di RS Borromeus," katanya.

Sakit yang diderita ayahnya, Atasi Amin mengungkapkan pertamakali diketahui saat awal tahun yaitu kanker getah bening. Kemudian, katanya sang ayah sempat mendapatkan operasi. Namun sekarang penyakit kanker tersebut sudah menjalar.

"Sekarang kanker ngejar ke mana-mana, ke paru-paru ditambah ginjal memburuk dan pendarahan di pencernaan. Keadaan bengkak-bengkak," katanya.

Ia mengungkapkan, kondisi ayahnya semakin memburuk. Bahkan saat di rumah sakit kondisi tubuhnya sudah tidak bisa menerima asupan dari luar. Oleh karena itu, pihak keluarga pasrah dan membawa ayahnya ke rumah.

"Ya bagaimana kita keluarga udah pasrah. Semakin memburuk. Sekarang dibawa (kediamannya) karena dokter (bilang) kemarin banyak yang sudah tidak masuk," katanya.

Jeihan Sukmantoro merupakan pelukis yang banyak mendapatkan penghargaan dari nasional maupun internasional. Pada 2006, mendapat penghargaan Perintis Seni Rupa Jawa Barat dan 2009 penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung.

Pada 1978 di Kota Bandung, Jeihan mendirikan studio Seni Rupa Bandung. Studio menjadi tempat pengembangan kreativitas kaum muda berkreasi dan mandiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement