Sabtu 16 Nov 2019 19:58 WIB

Pakar Imbau Peternak Kuburkan Bangkai Hewan

Bangkai hewan yang dibuang sembarangan bisa mencemari lingkungan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatra Utara.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatra Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Kesehatan Masyarakat Veternier Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) Denny W Lukman meminta pelaku peternakan tidak membuang bangkai hewan ternaknya sembarangan, seperti di sungai atau di jalan. Hewan yang mati lebih baik dikubur.

“Bila perlu, konsultasikan dulu ke dokter hewan untuk diketahui penyakitnya,” kata Denny dalam sambungan telepon dengan Republika.co.id, Sabtu (16/11).

Baca Juga

Banyak bangkai babi ditemukan mengambang di sungai dan danau di Medan, Sumatra Utara. Bangkai babi tersebut terinfeksi virus kolera.

 

“Intinya jangan membuang bangkai ternak ke sungai atau tempat umum karena itu akan mencemari lingkungan yang dapat berbahaya pada hewan lain atau manusia. Semoga kita peduli terhadap lingkungan dan menyayangi ternak kita,” kata Denny.

Denny menjelaskan, bukan saja babi, namun hewan mati lainnya yang dibuang di sungai atau tempat umum apalagi mati disebabkan oleh kuman penyakit, maka dapat menularkan dan menyebarkan penyakit.

“Bahkan kita tahu pada beberapa penyakit hewan dapat menularkan kuman penyakit kepada manusia,” ujarnya.

Denny menambahkan, virus yang ditemukan pada babi-babi tersebut adalah virus kolera yang tidak bisa menular pada manusia. Namun, karena dibuang sembarangan, mencemari air sungai dan danau.

“Kuman (kolera) tidak bisa menular pada manusia tapi airnya tercemar dan tidak layak untuk diminum, itu yang saya takutkan. Kalau airnya nanti diminum babi juga maka babi akan terkena juga (virus kolera),” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement